Imbas Pandemi Corona, Penjualan Produk Tekstil Diprediksi Anjlok 50%

ANTARA FOTO/Septianda Perdana
Seorang pedagang menata kain tekstil dagangannya di Pasar Ikan Medan, Sumatera Utara. Asosiasi tekstil memprediksi penjualan produk tekstil tahun ini anjlok 50% karena turunnya ekspor dan lemahnya permintaan domestik imbas pandemi corona.
2/4/2020, 14.16 WIB

Sebelumnya, pelaku usaha industri tekstil dan produk tekstil menyatakan, tidak terlalu berharap momen bulan puasa atau ramadan serta Idul Fitri mampu mendongkrak kinerja industri tekstil. 

Bahkan, API memproyeksi, menjelang hari raya Idul Fitri, industri tekstil akan mengalami perlambatan. Pasalnya, pandemi corona yang melanda akan menyebabkan masyarakat mengurangi pembelian khususnya produk-produk tekstil.

(Baca: Pukulan Dua Arah Virus Corona ke Industri Manufaktur)

"Proyeksi Lebaran kami tidak terlalu berharap terlalu tinggi, karena konsumsi utama pasti untuk makanan. Untuk tekstil pasti di nomor duakan," ujar Ketua API Jemmy Kartiwa Sastramaja, Senin (23/3). 

Momen Ramadan dan Idul Fitri biasanya memang menjadi momen di mana industri tekstil mampu meningkatkan penjualan secara signifikan. Namun tahun ini menurutnya berbeda, dengan adanya pandemi corona.

"Kalau untuk tahun ini kita targetnya sangat konservatif, jadi mungkin tidak akan terjadi peningkatan signifikan di periode lebaran," ujarnya.

(Baca: Beringharjo dan Tanah Abang, Pasar Tekstil yang Tutup Imbas Corona)

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto