Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mulai membatasi penjualan gula hanya dua kantong atau dua kilogram per konsumen. Ini lantaran pasokan gula di retail modern mulai menipis.
Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan seluruh anggota asosiasi membatasi penjualan gula, seperti retail modern, minimarket, supermarket, dan wholesaler. "Kami membatasi dua pouch per konsumen karena sekarang stok gula sedang dari distributor untuk produsen," kata Roy kepada Katadata.co.id, akhir pekan lalu.
Menurutnya, pembatasan penjualan tersebut mulai diterapkan sejak awal Februari 2020. Dengan cara itu, Aprindo dapat menyediakan gula secara merata kepada masyarakat.
Lebih lanjut Roy mengatakan, meski ada keterbatasan stok, namun anggota Aprindo tetap menjual gula sesuai dengan batas Harga Eceran Tertinggi di tingkat konsumen, yaitu Rp 12.500 per kilogram. Padahal, harga gula dari distributor telah melebihi HET.
Roy menyebut Aprindo membeli gula dari distributor senilai Rp 12.600-12.800 per kilogram. "Meski begitu, Aprindo tetap bertahan di HET sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan," ujar dia.
(Baca: Harga Gula Terus Naik, RI Bakal Impor Pekan Ini)
Oleh karena itu, Roy berharap pemerintah segera mengimpor gula untuk konsumsi. "Kami apresiasi impor bawang putih sudah dilakukan, sekarang menunggu gula," katanya.
Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Srategis Nasional (PIHPS), rata-rata harga gula pasir pada Senin (17/2) secara nasional sebesar Rp 14.150 per kg. Pada Senin (3/2), harga gula pasir sempat mencapai Rp 14.450 per kg.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan sebelumnya mengatakan antisipasi kenaikan harga gula konsumsi telah meningkat 4% dibandingkan Januari 2020. "Harga kenaikan gula mencapai 4% sehingga harus antisipasi diturunkan," ujar dia.
Sedangkan Menteri Syahrul Yasin Limpo mengatakan Indonesia akan mengimpor gula untuk kebutuhan konsumsi dan industri. Menurutnya, importasi tersebut akan dilakukan pada pekan ini.
"Segera, importasi dilakukan minggu ini juga," kata Yasin usai menghadiri rapat koordinasi pangan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Berdasarkan catatan Asosiasi Gula Indonesia (AGI), stok gula konsumsi pada awal 2020 mencapai 1,08 juta ton dengan produksi gula sepanjang tahun ini berkisar 2,05 juta ton. Sedangkan konsumsi selama setahun diperkirakan sebesar 3,16 juta ton. Dengan demikian, defisit gula konsumsi akan mencapai 29 ribu ton pada tahun ini.
Kebutuhan gula diproyeksi akan menanjak menjelang hari raya Idul Fitri. Yudi memperkirakan kebutuhan gula pada Mei mencapai 250 ribu ton per bulan. Sedangkan, saat hari raya kebutuhan gula akan meningkat 150 ribu ton. "Jadi perlu antisipasi dengan impor sebelum musim giling," ujar Yudi.
(Baca: Asosiasi Gula: Jika Tak Impor, Harga Gula Bakal Merangkak Naik)