Produsen pesawat Amerika Serikat yakni Boeing resmi memecat Chief Executive Officer (CEO) Dennis Muilenburg pada hari Minggu (24/12). Ini dilakukan guna memulihkan kepercayaan usai dua kecelakaan fatal pada pesawat 737 Max 8 yakni Lion Air JT-610 dan Ethiopian Airlines ET-302.
Boeing akan menghentikan sementara produksi 737 Max 8 mulai Januari 2020 usai Administrasi Penerbangan Federal (FAA) AS menghentikan sertifikasi izin pesawat tersebut. Muilenburg dianggap tak berbuat banyak untuk memperbaiki krisis tersebut.
Posisinya akan digantikan Chairman Boeing David Calhoun mulai 13 Januari 2020. Sampai tanggal itu, Chief Financial Officer Greg Smith akan menjalankan tugas sementara sebagai CEO. “Perubahan dalam kepemimpinan diperlukan untuk mengembalikan kepercayaan," kata pernyataan Boeing dikutip dari Reuters, Selasa (24/12).
(Baca: Boeing Setop Sementara Produksi 737-Max Mulai Januari 2020)
Kecelakaan berujung berhentinya produksi 737 Max 8 membuat saham Boeing anjlok dalam 9 bulan belakangan. Krisis ini diperkirakan merugikan produsen pesawat terbesar di dunia sebesar US$ 9 miliar.
Bahkan ekonom meramal pertumbuhan ekonomi AS bisa terpangkas setengah persen akibat kinerja Boeing yang melambat. Muilenburg juga dianggap gagal meyakinkan regulator internasional agar 737 Max 8 bisa terbang lagi.
Pemecatan Muilenburg mendapat dukungan dari beberapa pihak. Ketua Komisi Transportasi Dewan Perwakilan Rakyat AS Peter DeFazio mengatakan Muilenburg menjatuhkan reputasi Boeing sebagai perusahaan dirgantara terbesar.
“Keuntungan lebih diprioritaskan ketimbang keselamatan,” katanya.
Pasar juga beranggapan pergantian tampuk kepemimpinan Boeing diperlukan saat ini. Apalagi nama Calhoun yang pernah menjabat CEO General Electric Infrastructure cukup disegani di dunia bisnis. “Sangat pantas jika Muilenburg diganti,” kata Robert Stallard, analis di Vertical Research Center.
(Baca: Mengungkap Setahun Tragedi Lion Air JT610 & Nasib Pesawat Boeing Max 8)
Spekulasi dicopotnya Muilenburg santer terdengar beberapa bulan terakhir setelah yang bersangkutan mengakui adanya kesalahan dalam pencegahan stall system 737 Max 8.
“Kami telah membuat kesalahan dan kami belajar,” kata Muilenburg dalam sebuah sesi rapat dengan parlemen AS Oktober lalu.