PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) optimistis sektor industri pakan ternak dan perunggasan (poultry) di Indonesia tetap tumbuh sejalan dengan kebutuhan konsumsi ayam. Untuk mengantisipasi peningkatan pertumbuhan ke depan, perusahaan menyatakan akan melanjutkan ekspansi tahun ini dengan menganggarkan investasi belanja modal (capex) sebesar Rp 2,5 triliun.
Presiden Direktur CPIN Tiju Thomas Effendy mengatakan, industri pakan ternak berpotensi terus tumbuh ke depan. Hal itu terlihat dari konsumsi daging ayam per kapita masyarakat Indonesia yang masih rendah dengan angka 13 kilogram per tahun.
Sementara di Malaysia, konsumsi daging ayam sudah jauh lebih besar sekitar 58 kilo per kapita tiap tahunnya.
Meski begitu, Tiju menilai kondisi geografis Indonesia lebih menantang bila dibandingkan Malaysia karena terdiri dari kepulauan. Sehingga, konsumsi daginga ayam tidak merata di sejumlah wilayah.
(Baca: Charoen Pokphand Anggarkan Rp 1,25 T Bangun Pabrik Produksi Pakan )
Namun, dia berharap pada pertumbuhan ekonomi di perdesaan terus meningkat, sehingga mampu meningkatkan konsumsi daging ayam per kapitanya. "Kalau di perkotaan sudah maksimal. Kalau di perdesaan itu, jika roda ekonomi tumbuh, maka komnsumis akan naik," kata Tiju.
Menurutnya, daging ayam akan menjadi pilihan masyarakat di perdesaan untuk memenuhi tingkat proteinnya. Hal itu karena daging ayam dan telur merupakan sumber protein dengan harga yang relatif murah dan mudah untuk diprodiksi.
Alokasi Belanja Modal
Sejalan dengan potensi pertumbuhan konsumsi ayam, perusahaan menganggarkan investasi belanja modal Rp 2,5 triliun. Adapun setengah dari capex bakal digunakan oleh perusahaan untuk ekspansi bisnis berupa penambahan pabrik pakan ternak. Selain ekspansi pabrik, perusahaan meningkatkan lini bisnis budidaya ternak unggas dengan investasi yang dianggarkan Rp 625 miliar.
Dengan adanya penambahan pabrik pakan ternak tersebut, kapasitas produksi perusahaan diperkirakan bertambah dari 5,5 juta ton menjadi 6,5 -7 juta ton pakan ternak per tahun.
(Baca: Charoen Pokphand Tebar Dividen Rp 1,93 Triliun )
Sedangkan untuk menjaga ketersediaan bahan baku, capex tersebut juga akan diguanakn untuk menambah alat pengering jagung dan tempat penyimpanannya (silo).
Direktur CPIN Jemmy mengatakan, saat ini kapasitas tampung silo milik CPIN sebesar 370 ribu ton. Perusahaan saat ini juga sedang membangun silo dengan daya tampung sebesar 170 ribu ton. Dengan ekspansi ini, daya tampung silo yang bakal bertambah sebanyak 200 ribu ton.
"Sehingga, total kapasita silo kami ke depan, akan memiliki daya tampung sekitar 740 ribu ton di seluruh Indonesia," kata Jemmy.