RI-Korsel Aktifkan Lagi Perundingan Perjanjian Dagang Komprehensif
Indonesia dan Korea Selatan sepakat untuk kembali mengaktivasi perundingan perjanjian dagang ekonomi komprehensif (CEPA) setelah sempat tertunda pada 2014. Kerja sama ekonomi jadi salah satu instrumen perdagangan untuk mencapai total perdagangan kedua negara senilai US$ 30 miliar pada 2023.
Dalam pertemuannya dengan Menteri Perdagangan Korea Selatan Hyun Chong Kim, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan kedua negara sepakat untuk menyelesaikan negosiasi pada November mendatang. “Kami harap secara substansial sudah selesai pada akhir tahun,” kata Enggar di Jakarta, Selasa (19/2).
(Baca: Indonesia-Australia Teken Perjanjian Dagang Komprehensif Bulan Depan)
Dia mengatakan setidaknya terdapat dua prinsip yang menjadi dasar penyelesaian perundingan perjanjian dagang. Pertama, kualitas perjanjian yang baik, menguntungkan dua pihak, serta selengkap mungkin mencakup perdagangan barang, jasa, investasi, kerja sama ekonomi, serta area lainnya.
Kedua, peningkatan kesepakatan perjanjian regional serta yang lebih luas lagi sehingga menghasilkan kesimpulan perjanjian dagang Indonesia dan Korea Selatan yamg lebih baik. Sehingga, hubungan ekonomi kedua negara bisa ditingkatkan sesuai target masing-masing pemerintah.
Menurut catatan Kemendag, perdagangan Indonesia-Korsel pada tahun lalu sebesar US$ 20 miliar, tumbuh sebesar 11%. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Korsel di antaranya adalah batu bara, tembaga, karet, kayu, serta minyak kelapa sawit. Sebaliknya, Korea Selatan mengekspor petroleum, kapal, serta barang elektronik.