Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau petani memanfaatkan permintaan udang yang besar dari pasar domestik maupun internasional sebagai peluang yang harus digarap. Menurutnya, permintaan udang datang hampir dari seluruh negara di dunia.
"Kita tidak boleh membiarkan petani rugi kemudian semuanya kapok dan enggak berani memelihara udang. Permintaan udang besar sekali," kata Jokowi ketika mengikuti panen udang di Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu (30/1).
Pengembangan udang di Muara Gembong dimulai pada November 2017 dengan menebar benih untuk memperbaiki lingkungan. Para petani udang di Muara Gembong sempat gagal panen pada Februari 2018 karena virus yang menyerang udang vanamae.
Pada panen kedua, didapatkan hasil sebesar dua ton sedangkan pada panen ketiga saat ini diperkirakan sekitar lima ton. "Untuk awal, ini untuk pasar dalam negeri tapi nanti untuk memenuhi permintaan ekspor, hampir semua negara minta," ujarnya.
Gagal panen pertama menjadi proses pembelajaran bagi para petani bahwa budidaya udang vanamae tidak mudah karena harus memperhatikan kondisi lingkungan, suhu, dan oksigen. Dengan bimbingan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan terhadap kelompok-kelompok petani di Muara Gembong, mereka bisa mengelola tambak udangnya dengan lebih baik.
"Justru proses seperti ini penting. Jangan dulu empat bulan saya suruh nengok ke sini, wah langsung semuanya kaya-raya. Semua pasti butuh proses, kerja keras," katanya.
(Baca: Meningkat 8%, Ekspor Produk Perikanan 2018 Diprediksi Rp 68,9 Triliun)
Jokowi menyebutkan, total lahan di Muara Gembong mencapai 11.000 hektare tetapi yang diberikan untuk dikelola para petani seluas 80 hektare. Dari lahan yang dikelola itu, yang dialokasikan untuk tambak udang sekitar 10 hektare.
Modal untuk pengembangan udang vanamae di Muara Gembong sekitar Rp 180 juta per hektare. Dari hasil panen per hektare didapatkan Rp 310 juta hingga Rp 320 juta. "Artinya ada margin keuntungan sekali panen itu Rp 120 jutaan kurang lebih," kata Jokowi.
Meski margin keuntungan yang bisa diperoleh para petani cukup besar, Presiden Jokowi berpesan bahwa semua itu merupakan proses. Ia mengingatkan, di balik keuntungan yang besar juga ada risiko yang besar sehingga pengelolaannya harus dilakukan secara berhati-hati.
Berdasarkan riset Future Market Insights, nilai pasar udang global pada 2017 mencapai US$ 39 miliar. Angka ini akan terus tumbuh rata-rata sebesar 5,6% per tahun dan mencapai US$ 67 miliar pada 2027. Dari sisi volume, pasar udang global pada 2017 mencapai 9,12 juta ton sedangkan pada 2027 diestimasi mencapai 14,26 juta ton.
India merupakan eksportir udang terbesar dunia pada 2017 dengan nilai ekspor US$ 3,9 miliar. Ekuador dan Vietnam berada di posisi ketiga dan keempat dengan nilai ekspor US$ 2,7 miliar dan US$ 1,8 miliar. Adapun Indonesia berada di posisi keempat dengan nilai ekspor udang US$ 1,4 miliar.
(Baca: RI Incar Investasi Jepang di Sektor Perikanan Rp 1 Triliun)