Kementerian Perdagangan (Kemendag) segera mengeluarkan izin impor 30 ribu ton jagung pada tahun ini. Impor tersebut untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan impor jagung akan dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni Perum Bulog. "Surat permintaan impor Bulog baru sampai. Segera saya keluarkan (izin impor)," kata Enggar ketika ditemui di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (7/1).
Izin impor 30 ribu ton jagung ini menyusul izin tahun lalu sebanyak 100 ribu ton jagung. Enggar mengatakan tidak mengetahui besaran defisit jagung sehingga impor perlu diambil. "Tanya sama yang (tugasnya) produksi," ujar Enggar merujuk pada Menteri Pertanian Amran Sulaeman.
Minimnya pasokan jagung berdampak pada kenaikan harga pakan ternak. Kenaikan harga jagung ini berdampak pada kenaikan harga komoditas lainnya, antara lain daging ayam yang naik Rp 1.000 menjadi Rp 32.000 per kilogram. Harga telur juga naik sejak November hingga awal Desember lalu, bahkan sempat mencapai Rp 25.000 per kilogram.
Hal ini telah disinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi), pekan lalu. "Naik sekecil apapun harus diperhatikan karena kita ingin mengendalikan harga-harga dan menurunkan inflasi," katanya.
(Baca: Penuhi Penugasan di 2018, Berikut Sisa Stok Komoditas Pangan Bulog)
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pasokan tambahan jagung impor untuk pakan ternak sebesar 30 ribu ton akan masuk pada pertengahan Februari 2019. Pasokan jagung ini akan menambah stok pakan ternak untuk ayam ras yang sempat dikeluhkan para peternak kecil karena terlalu mahal dan distribusinya terbatas.
"Tujuannya bukan sekedar membantu peternak kecil, tapi menurunkan harga jagung. Lagipula kalau harga jagung tidak turun, harga telur pasti naik," ujar Darmin seperti dikutip Antara. Darmin memastikan, impor jagung tidak akan dilakukan menjelang panen jagung pada April 2019.
(Baca: Bulog Datangkan 73 Ribu Ton Jagung Impor untuk Sektor Peternakan Kecil)