Tim Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menduga tanah ambles yang terjadi di Jalan Raya Gubeng Surabaya, Jawa Timur disebabkan pengembang yang melalaikan keamanan konstruksi saat pembangunan. Karakteristik tanah di Jalan Raya Gubeng yang merupakan tanah aluvial kelabu tua dengan kandungan air cukup tinggi rentan longsor sehingga pengembang harusnya sudah mengantisipasi hal tersebut.
"Kami masih mengecek dan mendalami apakah ada unsur kelalaian atas musibah ini," kata Pejabat Fungsional Balai Konstruksi Surabaya Kementerian PUPR, Tri Indianto seperti dikutip Antara, di Surabaya, Rabu (19/12). Menurutnya, banyak kemungkinan yang bisa terjadi dari peristiwa amblesnya tanah di Jalan Raya Gubeng. Kementerian PUPR menurunkan tim dari Jakarta yang berjumlah 4 orang untuk meninjau langsung ke lokasi.
Sementara itu, Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya menyatakan karakter tanah di Jalan Raya Gubeng mudah longsor. "Karakteristik itu sudah tertuang dan terpenuhi dalam dokumen perizinan," ujar Kepala Bidang Pelayanan dan Perizinan Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Ali Murtado, saat meninjau lokasi tanah ambles tersebut. Tanah kategori aluvial kelabu tua merupakan tanah endapan yang terbentuk dari lumpur dan pasir halus yang mengalami erosi tanah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Eko Agus Supiadi, memastikan izin Analisa mengenai dampak lingkungan (Amdal) untuk proyek basement Rumah Sakit Siloam tersebut sudah terpenuhi. "Secara administrasi sudah semua. Persyaratan pembangunan sudah terpenuhi," ujarnya.
Pembangunan konstruksi basement pengembangan Rumah Sakit Siloam sudah memenuhi beberapa syarat, di antaranya adanya dinding penyangga dan tanggul yang harus dibuat untuk mengantisipasi terjadinya longsor. "Dalam kelengkapan dokumen sudah dilengkapi, syarat penyangga dinding dan tanggul juga tertuang. Semua sudah diantisipasi termasuk kemungkinan longsor," katanya.
(Baca: Jalan Gubeng Ambles, Pemkot Surabaya: Ada Kesalahan Konstruksi)
Menunggu Pendapat Tim Ahli
Sejauh ini, Eko mengatakan belum mengetahui lebih jauh penyebab longsor, apakah karena hujan atau kesalahan konstruksi. Untuk itu, pihaknya menunggu hasil investigasi tim ahli untuk mengetahui penyebab pastinya. Polda Jatim telah mengundang pakar geologi dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri, dan Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) untuk memeriksa lokasi amblesnya Jalan Raya Gubeng.
Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan mengatakan, ada 11 pekerja dari tiga perusahaan yang diperiksa untuk menyelidiki penyebab amblesnya Jalan Raya Gubeng, Surabaya pada Selasa (18/12) malam. "Dari situ dirangkum dan akan dicek dengan pimpinan proyek," kata Luki saat mendampingi Gubernur Jatim Soekarwo meninjau lokasi kejadian.
Keterangan 11 pekerja itu juga akan dibandingkan dengan keterangan dari para pakar. "Keterangan itu diambil agar jangan sampai nanti masing-masing menyampaikan analisisnya sehingga nanti akan kurang bagus bagi masyarakat," ujarnya. Saat ini Polda Jatim masih mendalami kasus ini sebelum menentukan apakah proyek basement Rumah Sakit Siloam bisa dilanjutkan atau tidak.