Biaya Logistik Tinggi Hambat Ekspor Produk UKM

Katadata | Donang Wahyu
Ilustrasi pabrik sepatu rumahan.
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
7/12/2018, 13.54 WIB

Tingginya biaya logistik Indonesia masih menjadi hambatan utama bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memasarkan produknya ke luar negeri. Hal ini menjadikan produk dalam negeri sulit bersaing di luar negeri, meskipun produk UKM Indonesia memiliki cukup banyak peminat di luar negeri. 

Seperti penuturan Chief Executief Officer (CEO) Brodo Muhammad Yukka Harlanda. Menurutnya, tingginya ongkos logistik masih menghambat ekspor produk sepatu lokal. 

Misalnya, ongkos pengiriman dari Malaysia ke Indonesia hanya sebesar US$ 5 sampai US$ 10, sementara untuk mengirim ke luar, biayanya bisa lebih tinggi hingga 3 kali lipat. "Pengiriman ke luar negeri masih lebih mahal," kata dia di Bali, Jumat (7/12).

(Baca: Infrastruktur Masih jadi Kendala Logistik Indonesia)

Agar bisa bersaing, dia pun menyebut produk Indonesia seharusnya bisa difasilitasi dengan  insentif pajak untuk memacu ekspor produk UKM. Menurutnya, produk Brodo sudah banyak diminati konsumen asal Singapura, Malaysia, Thailand hingga Amerika Serikat (AS).

Meski tersedia potensi ekspor, Yukka mengaku pihaknya masih fokus pada pasar domestik. Sebab, Indonesia berpotensi besar untuk penjualan produk alas kaki seiring  dengan jumlah penduduk yang masif.

Dia pun berharap pemerintah bisa menjadikan biaya logistik dan sistem perpajakan Indonesia menjadi lebih kompetitif. Hal itu diperlukan untuk menahan produk asing masuk ke dalam pasar domestik juga menjadikan produk lokal lebih berdaya saing. "Masalah logistik ditambah kebijakan perpajakan harus tepat," ujarnya.

(Baca juga: Nusantara Infrastructure Siapkan Capex Rp 3Triliun Tahun Depan)

Mengganggapi hal tersebut, Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Suahazil Nazara mengungkapkan pemerintah sudah mencoba mengatasi tingginya biaya logistik dengan pembangunan infrastruktur. Contohnya seperti pelabuhan, bandara, jalan tol, serta kebijakan untuk percepatan peningkatan produktivitas pelaku usaha.

Menurutnya, dengan dukungan transportasi lebih baik serta infrastrukutur sebagai penunjang akan memperbaiki biaya logistik. "Kami juga sudah siapkan bermacam insentif," kata dia dalam kesempatan berbeda.

Tingginya ongkos logistik masih menjadi tantangan pemerintah. Mahalnya biaya logistik tinggi itu salah satunya disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang berbentuk kepulauan. Sehingga, semakin jauh jarak, biayanya akan lebih mahal.

Namun, Suahazil memastikan pembangunan infrastruktur yang terus berjalan akan juga menjadi solusi untuk menekan ongkos logistik dan menghubungkan wilayah yang jaraknya jauh.

Reporter: Michael Reily