Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) mengapresiasi kinerja pemerintah dalam menjaga level inflasi sepanjang 2018. Pengusaha meminta upaya itu terus dilakukan agar kepercayaan konsumen untuk berbelanja terus meningkat.
Ketua Umum Aprindo Roy Mandey menjelaskan kemampuan pemerintah untuk mengontrol harga merupakan upaya untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat. "Apalagi, konsumsi rumah tangga menjadi andalan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Roy di Jakarta, Senin (3/12)
(Baca: Banyak Acara Pemerintah, Inflasi November 0,27% Terkerek Tiket Pesawat)
Langkah Kementerian Perdagangan mengintervensi harga bahan pokok di tengah sinyalemen kenaikan harga menjelang akhir tahun 2018 juga diapresiasi. Sebab, permintaan yang tinggi saat Natal dan Tahun Baru kerap menjadi penyebab inflasi.
Saat ini, harga bahan pokok yang berada di pasar menurutnya cenderung lebih stabil. "Selain itu, produk pilihan masyarakat yang semakin banyak juga menjadi penentu harga," ujarnya.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan Kasan mengungkapkan untuk menjaga harga dan memantau ketersediaan pasokan instansinya telah mengadakan rapat koordinasi di daerah. Salah satu yang menjaid fokus pemerintah saat ini terkait harga dan stok bahan makanan.
Kasan menyebut akan terus memperketat kontrol harga bakal untuk menjaga inflasi pada Desember untuk mencapai target inflasi 3,5%. "Kami akan terus intensifkan koordinasinya," katanya. (Baca juga: BI Revisi Proyeksi Inflasi Tahun Ini Lebih Rendah Jadi 3,2%)
Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini mengumumkan inflasi bulanan pada November tercatat sebesar 0,27%. Dengan perkembangan tersebut, inflasi tercatat sebesar 2,5% (year to date) dan 3,23% (year on year). Penyumbang utama inflasi November berasal dari kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,10%.
Bahan pangan juga menyumbang inflasi. Kenaikan harga beras menyumbang inflasi sebesar 0,03%. Sementara kenaikan harga bawang merah berkontribusi pada inflasi 0,04%. Namun, beberapa bahan pangan lainnya seperti cabai merah, daging ayam ras, buah, dan minyak goreng tercatat mengalami penurunan harga sehingga menyumbang deflasi.