Pemerintah Indonesia menjajaki kerja sama dengan Pemerintah Jerman di bidang industri dan pendidikan vokasi. Jerman memiliki kekuatan di bidang pengembangan internet berbasis industri dan korporasi serta program magang bagi siswa sekolah yang diharapkan bisa diterapkan di Indonesia.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pertemuan dengan Menteri Ekonomi dan Energi Jerman Peter Altmaier di Istana Merdeka sepakat menjalin kerja sama. Teknologi Jerman di bidang industri bisa diterapkan di Indonesia. "Jadi semua mesin (di masa depan) akan dialiri kecerdasan buatan (artificial intelligence)," kata Thomas, di Istana Merdeka, Kamis (1/11).
Di sisi lain, Pemerintah Jerman dan korporasi dari negara tersebut bisa belajar banyak dari Indonesia mengenai pola business to consumer (B to C). Indonesia memiliki beberapa bisnis berbasis konsumen yang kuat seperti Tokopedia dan Bukalapak. Hal ini berbeda dengan dunia usaha Jerman yang cenderung menganut business to business sehingga agak kaku ketika berhadapan dengan konsumen. "Industri dan korporasi Jerman harus belajar membuat platform yang seru dan asyik untuk menjangkau konsumen," kata Thomas.
Selain itu, kedua negara juga membahas pendidikan vokasi yang telah dimulai pemerintah. Thomas mengatakan, Jerman memiliki program magang bagi anak sekolah sehingga ketika siswa tersebut lulus, ia sudah terbiasa dengan dunia kerja. Thomas mengatakan, perlu reformasi kebijakan fiskal hingga aturan tenaga kerja yang lebih luwes agar kebijakan vokasi berjalan di Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, Altmaier menyampaikan kepada Jokowi bahwa Pemerintah Jerman menyelenggarakan Konferensi Industri Jerman di Asia yang digelar hari ini hingga Sabtu (3/11) lusa di Jakarta. Dalam pertemuan tersebut akan hadir para eksekutif perusahaan Jerman, antara lain dari Siemens. Thomas juga menyebutkan akan ada kesepakatan investasi dari Jerman di Indonesia, namun dia belum bersedia mengungkapkan secara detail."Itu digelar hanya satu kali setiap dua tahun, kita beruntung jadi tuan rumah," ujarnya.
(Baca: Begini Proses Revolusi Industri 4.0 Diterapkan Perusahaan Skala Besar)
Vokasi Bidang Otomotif
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto hari ini juga mendampingi Altmaier dan Managing Director EKONID Jan Ronnfeld mengunjungi kantor PT Astra International Tbk dan Politeknik Manufaktur Astra untuk melihat hasil pendidikan vokasi. Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto yang juga Chairman EKONID mengatakan, Astra merupakan salah satu perusahaan yang mengadopsi pendidikan vokasi Jerman.
Astra mendirikan Yayasan Astra Bina Ilmu (YABI) pada 1995 untuk menyelenggarakan Politeknik Manufaktur Astra sebagai lembaga pendidikan tinggi vokasi di bidang teknologi. Saat ini, Politeknik Manufaktur Astra berhasil membina dua instruktur yang meraih sertifikasi Meister dari Jerman pada 2017. Pada tahun ini ada 16 mahasiswa meraih sertifikasi DIHK (Deutsche Industrie und Handelskammer) dalam bidang Otomotif Mekatronik sebagai hasil kerja sama dengan AHK-EKONID.
Selama 5 tahun terakhir, sekitar 60% lulusan Polman Astra telah diserap langsung oleh Grup Astra. Keterserapan lulusan ini merupakan salah satu cara mendukung program pemerintah melakukan link and match antara kebutuhan industri dan sekolah vokasi.
(Baca: Bisnis Jamu Skala Kecil dan Menengah Perlu Adaptasi Teknologi)