Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dan Menteri Ekonomi Federal Swiss Johann N. Schneider Ammann menyatakan akan mengumumkan hasil penyelesaian kerja sama perdagangan kawasan bebas Eropa (European Free Trade Agreement/EFTA)  pada 23 November mendatang.  Pembicaraan itu ndisebut dalam pertemuan ke duanya dalam agenda Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia di Bali, Jumat (12/10).

Enggar mengaku tim negosiasi akan kembali melakukan pertemuan EFTA  dengan beberapa negara anggota yang mencakup Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein. “Saya akan datang ke pertemuan Indonesia dengan empat negara pada 23 November di Geneva, Swiss dan mengumumkan hasil penyelesaian perjanjian,” katanya usai pertemuan dengan Amman.

Enggar mengungkapkan kedua menteri akan mengarahkan tim negosiasi untuk melakukan percepatan pembahasan. Sebab, masih ada beberapa kendala yang harus diselesaikan oleh kedua pihak.

(Baca: Mendag Percepat Perundingan Perjanjian Dagang Kawasan Bebas Eropa)

Seperti terkait respons Indonesia terhadap penolakan sawit oleh Norwegia. “Kita masih menahan masalah ikan karena parlemen oposisi di Norwegia memberikan tekanan kepada sawit,” ujar Enggar.

Namun, dia meyakinkan bahwa pemerintah Norwegia akan menerima  sawit Indonesia, sehingga kendala tersebut menurutnya sudah terselesaikan di tingkat pemerintah. Bahkan, sudah ada referendum untuk membuka blok sawit Indonesia di Norwegia.

Adapun saat ini, penyelesaian EFTA menurutnya hanya tinggal membahas mengenai 15 pos tarif Harmonization System (HS). “Setidaknya ekspor bisa meningkat dua kali lipat dan paling penting menunjukkan posisi Indonesia pada perdagangan yang terbuka,” katanya.

(Baca : Negosiasi Panjang Perjanjian Dagang RI-Australia Akhirnya Rampung)

Sebelumnya, dia telah mengunjungi Swiss pada awal bulan untuk membicarakan EFTA supaya bisa difinalisasi pada perundingan di Bali tanggal 28 hingga 31 Oktober mendatang. "Kami sepakat akan mengawal penyelesaian perundingan CEPA agar  dapat tercapai di Bali," kata Enggar di Zurich, Swiss (2/10).

Menurutnya, Indonesia secara konsisten akan memperjuangkan kepentingan berbagai isu, termasuk juga dalam perundingan negara EFTA. Sehingga, penyelesaian isu harus difinalisasi dengan kesepakatan kedua pihak dalam konsesi negosiasi.

Reporter: Michael Reily