Bulog Sebut Telah Amankan Pasokan Tiap Gudang di Daerah

ANTARA FOTO/Rahmad
Tumpukan beras di Gudang Bulog di Lhokseumawe, Aceh, 31 Januari 2018.
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
8/10/2018, 20.47 WIB

Dia menegaskan penyusunan rencana pergerakan stok sudah dilakukan berdasarkan kebutuhan penyaluran rutin, stabilisasi harga, serta cadangan untuk bencana alam. Selain itu, pergerakan logistik juga dihitung secara tahunan sesuai rencana penyerapan produksi dalam negeri dan juga penjualan beras komersial.

Sebelumnya, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyebut Perum Bulog belum melakukan perencanaan dengan baik program pergerakan nasional dalam rangka penerbitan perintah logistik. Akibatnya, BUMN pelat merah itu masih mengalami inefisiensi biaya pengangkutan beras sebesar Rp 5,05 miliar pada tahun lalu berdasarkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I 2018.

(Baca : BPK : Kementan Belum Lunasi Pengadaan Beras Bulog 2017 Rp 370 Miliar)

Dalam ikhtisar tersebut, BPK juga menemukan kekurangan volume dan spesifikasi beras pada 17 paket pekerjaan Rehabilitiation and Replacement sebesar Rp 572,33 juta dan denda keterlambatan mencapai Rp 14,94 juta. Kemudian, ada juga kelebihan pembayaran atas realisasi pembayaran honor tim beras sejahtera (Rastra) mencapai Rp 564,03 juta dan permasalahan lain mencapai Rp 181,70 juta.

(Baca : Stok Melimpah, Bulog: Tak Perlu Impor Beras hingga Juni 2019)

Halaman:
Reporter: Michael Reily