PT Hutama Karya (Persero) akan mendapatkan dana segar sebesar Rp 9 triliun dari pinjaman sindikasi perbankan untuk pembangunan proyek Jalan Tol Trans Sumatra. Pinjaman sindikasi tersebut akan ditandatangani dalam rangkaian Rapat Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia di Bali, pekan depan.
"Penandatanganannya di Bali, tanggal 10 atau 11 Oktober," kata Direktur Utama HK Bintang Perbowo ketika ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (5/10). Dana tersebut akan digunakan untuk membangun ruas Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 77 km dan ruas Pekanbaru-Dumai sepanjang 131,4 km.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menjadi salah satu bank yang akan ikut dalam kredit sindikasi tersebut. "Nanti di acara IMF di Bali, akan ada tanda tangan beberapa proyek sindikasi pendanaan, salah satunya untuk tol Trans Sumatra," kata Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (5/10).
Selain Bank Mandiri, Royke menyebutkan kredit sindikasi ini juga melibatkan beberapa bank BUMN lainnya dan bank daerah. Besaran kredit yang akan dikucurkan bank BUMN kurang lebih Rp 1-2 triliun, sedangkan bank daerah sekitar Rp 250-500 miliar.
(Baca: Tarif Tol JORR Dipukul Rata, Ongkos Angkutan Logistik Lebih Murah)
Selain itu, Hutama Karya juga akan mendapatkan Penambahan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 10,5 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 yang telah disetujui oleh Badan Anggaran DPR-RI. Suntikan modal tersebut juga akan digunakan untuk mendanai proyek Trans Sumatra secara umum.
Komisi VI DPR RI menilai pembangunan infrastruktur tahun depan bisa fokus pada proyek Tol Trans Sumatra. Alasannya, agar pembangunan di luar Pulau Jawa dapat lebih cepat terealisasi. Tidak hanya itu, penggunaan komponen lokal untuk proyek ini mencapai 100%.
(Baca: Jasa Marga Dapat Utang Rp 11 Triliun Untuk Bangun Tol Cikampek II)