Pelemahan Rupiah Diprediksi Berimbas ke Industri Tekstil Dalam Negeri

Katadata | Arief Kamaludin
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
4/10/2018, 17.32 WIB

Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang menembus level Rp 15 ribu  membuat industri tekstil dalam negeri turut terkena imbas. Pelemahan nilai tukar telah menyebabkan harga bahan baku naik, akibatnya produsen tekstil ikut meningkatkan harga jual hingga 10% kepadaa konsumen. 

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat menyatakan industri dalam negeri yang berorientasi pasar domestik tak bisa menahan kenaikan harga akibat kondisi rupiah yang terus melemah.

"Sesuai hukum ekonomi, ongkos produksi naik ya harga juga naik," kata Ade kepada Katadata, Kamis (4/10).

(Baca : Kompetisi Pasar Ketat, Ekspor Tekstil TertekanKompetisi Pasar Ketat, Ekspor Tekstil Tertekan)

Ade menuturkan, bahan baku kapas pada produk tekstil setengah untuk diproduksi menjadi  kain atau benang masih berasal dari impor. 

Sementara untuk pasar ekspor, API menyatakan kenaikan harga bahan baku juga membuat produksi sedikit terhambat karena komponen biayanya lebih besar daripada ongkos tenaga kerja. "Tidak bisa disebut ada keuntungan, karena produk ekspor pakaian jadi juga bahan bakunya impor," ujar Ade.

Halaman:
Reporter: Michael Reily