Memanas, Tiongkok Balas Serang AS dengan Tarif Impor Rp 888 Triliun

REUTERS/Kevin Lamarque/ANTARA FOTO
Penulis: Ekarina
19/9/2018, 10.23 WIB

Kebijakan Presiden Donald Trump yang akan mengenakan tarif baru atas hampir seluruh barang impor Tiongkok sebesar US$ 200 miliar pada 24 September mendatang langsung menyulut reaksi keras dari negeri tirai bambu. Pemerintah Tiongkok menyebut siap membalas tarif baru yang dikenakan Trump dengan mengenakan tarif 5%-10% untuk produk AS mulai dari gandum hingga tekstil.

Dilansir dari Bloomberg, Beijing berencana mengenakan tarif US$ 60 miliar atau sekitar Rp 888 triliun untuk komoditas AS, termasuk pula di antaranya bea masuk tambahan 5% untuk sekitar 1.600 jenis produk AS seperti pesawat terbang kecil, komputer dan tekstil, dan tambahan 10% untuk lebih dari 3.500 barang termasuk bahan kimia, daging, gandum, anggur dan gas alam cair (liquid natural gas/LNG).

Dalam pengumuman sebelumnya pada Agustus lalu, produk-produk itu diperkirakan akan menghadapi tarif ekstra hingga 25%.

(Baca : Trump Kenakan Tarif Baru Rp 2.960 Triliun atas Produk Impor Tiongkok)

Ketegangan hubungan dagang AS dan Tiongkok meningkat setelah pada Senin (17/9) waktu setempat, Presiden Donald Trump mengumumkan akan memungut tarif 10% atau sekitar $ 200 miliar untuk barang-barang Tiongkok. Trump juga mengancam akan mengenakan tarif tambahan US$ 267 miliar pada tahun depan jika Beijing menolak untuk menawarkan konsesi perdagangan dan kembali melakukan serangan tarif untuk kelompok petani dan industri AS.

Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Trump Kevin Hassett berharap pembicaraan AS-Tiongkok masih bisa berlangsung. Kedua belah pihak mengindikasikan masih ada ruang untuk mencapai kesepakatan perdagangan.

Namun demikian, dari sisi pemerintah kedua pihak belum ada pengumuman resmi bahwa negosiasi perdagangan akan dilanjutkan setelah Menteri Keuangan Steven Mnuchin menyampaikan undangan kepada rekan-rekannya di Beijing awal bulan ini.

(Baca juga : Perang Dagang AS-Tiongkok Memanas, RI Berpeluang Rebut Pasar Ekspor)

"Saya berharap pembicaraan itu akan dilakukan minggu depan," kata Hassett kepada MSNBC Television, seperti yang ditulis Bloomberg, Rabu (19/8). "Saya tidak mendengar mereka telah dibatalkan."

Di sisi lain, kebijakan Trump mengenakan tarif baru untuk produk Tiongkok US$ 200 miliar dikhawatirkan bisa berdampak langsung terhadap konsumen AS. Trump sebelumnya telah menghapus komoditas jam tangan cerdas dan perangkat Bluetooth, helm sepeda, kursi tinggi, kursi mobil anak-anak, dan playpens dari 300 daftar tarif yang ditargetkan AS.

Sekretaris Perdagangan Wilbur Ross menyebut administrasi Trump menyesuaikan daftar akhir dari target komoditas Tiongkok untuk membantu memastikan konsumen Amerika tidak merasa terjepit.

"Kami mencoba untuk melakukan hal-hal yang paling tidak mengganggu konsumen," kata Ross kepada CNBC.