Bappenas Optimistis Indonesia Bisa Jadi Pemain Besar Industri Kreatif

Arief Kamaludin | Katadata
Penulis: Ihya Ulum Aldin
14/9/2018, 14.19 WIB

Bambang percaya, menjadikan SDM sebagai ujung tombak dapat menciptakan kemampuan ekonomi yang lebih berkelanjutan. Karena sektor jasa memiliki nilai tambah yang tinggi dan stabil. Sektor inilah yang seharusnya menjadi bumper ekonomi Tanah Air.

"Kedepannya, mau harga batu bara tinggi, mau rendah, tidak masalah. Kalau batu bara, sawit, atau minyak harganya naik, anggap saja itu bonus," katanya.

Lemahnya sektor jasa ini, menjadi salah satu penyebab rendahnya Human Capital Index Indonesia tahun 2017. Dengan rata-rata skor 62,19, Indonesia hanya bisa menempati peringkat 65 dari 130 negara. Negara lain di Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, bahkan Brunei Darussalam, masih lebih baik dari Indonesia.

Penyebab lain yang membuat Human Capital Index Indonesia masih rendah seperti penduduk usia produktif, yang pada umumnya memiliki pekerjaan berkeahlian rendah. Lalu, rendahnya partisipasi perempuan angkatan kerja usia produktif.

Partisipasi perempuan angkatan produktif dalam dunia kerja hanya 50% saja. Padahal, menurut Bambang, di negara-negara yang maju, partisipasi perempuan mencapai 70-80%. (Baca: Perempuan sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekonomi)

Halaman: