Kemarau Panjang, Harga Sapi Impor Bakalan Australia Turun

Donang Wahyu | Katadata
Kapal ternak yang tengah mengangkut puluhan sapi.
Penulis: Michael Reily
Editor: Ekarina
12/4/2018, 21.57 WIB

Harga jual komoditas sapi bakalan Australia turun mencapai titik terendah sejak 2015.  Hal itu disebabkan oleh kemarau panjang serta meningkatnya jumlah pasokan di pasar akibat persaingan ketat antar negara pengimpor sapi  bakalan.

Harga sapi bakalan Australia saat ini tercatat berada di bawah A$ 2,96 per kilo gram (kg). Sementara sebelumnya, harga jual rata-rata sapi berada di atas angka tersebut.  

Chief Representative Indonesia International Markets, Meat and Livestock Australia (MLA), Valeska menyatakan musim kemarau panjang  yang terjadi di Australia menyebabkan peternak lebih memilih untuk menjual sapinya.

“Rumput tidak tumbuh dan harga pakan mahal, banyak peternak hang memilih untuk mengurangi stok di peternakan supaya tidak perlu beli pakan untuk sapi,” kata Valeska di Jakarta, Kamis (11/4).

Selain faktor cuaca, penurunan harga jual juga terjadi karena kondisi pasar global. Salah satunya,  Korea Selatan yang memilih sapi dari Amerika Serikat (AS) menyebabkan harga sapi Australia turun. Fluktuasi mata uang juga berpengaruh terhadap pergerakan harga sapi bakalan.

(Baca : Kemendag Terbitkan Izin Impor 36 Ribu Ton Daging Sapi)

Meski begitu, Valeska menjelaskan bahwa harga akan kembali stabil ketika kondisi cuaca  mulai normal. Sehingga, sapi bakalan bisa dibesarkan dengan pakan rumput yang tumbuh secara alami. “Sekarang mulai masa pemulihan,” ujarnya.

Catatan MLA, impor daging sapi dari Australia pada 2017 sekitar 49 ribu ton.  Sementara tahun ini dia belum bisa memprediksi karena impor biasanya tergantung terhadap permintaan pasar terutama mendekati Lebaran.

( Baca juga : Jelang Lebaran, Persediaan Daging Diprediksi Masih Defisit 46 Ribu Ton)

Mengutip Australian Broadcasting Corporation (ABC), impor daging kerbau beku dari India telah memicu kompetisi ketat bagi penjualan sapi  Australia, sehingga membuat harga jualnya tertekan. Sehingga,peternak di Indonesia kesulitan menjual sapi. Alhasil, permintaan impor sapi bakalan pun berkurang.

"Daging kerbau dari India memberikan dampak yang signifikan, tetapi masih ada daya tarik untuk sapi Australia di pasar,” kata agen sapi ternak Katherine, Paul McCormick.