Peritel PT Mitra Adi Perkasa Tbk (MAP), membantah isu penutupan brand fashion retail yang beroperasi di bawah bendera perseroan. Menurut manajemen perusahaan, penutupan gerai tersebut tidak dilakukan secara permanen, melainkan hanya akan berpindah lokasi ke tempat yang dinilai lebih menguntungkan.
"Dorothy Perkins, Top Shop, Marks& Spencers hanya relokasi saja," kata Head of Corporate Communication MAP Fetty Kwartati kepada Katadata, Selasa (14/2).
Dengan begitu, MAP masih dapat memasarkan dan mendistribusikan produk fashion dari ketiga merek tersebut. Pernyataan Fetty tersebut sekaligus mengkonfirmasi mengenai kabar yang menyebut gerai Dorothy Perkins, Top Shop, Marks& Spencers akan tutup dan menyudahi kegiatan operasionalnya di Indonesia, mengikuti jejak pendahulunya, seperti Lotus dan Debenhams.
Menurut situs resmi MAP, Dorothy Perkins saat ini beroperasi dengan 11 gerai, Top Shop sebanyak 8 gerai dan Marks & Spencer sebanyak 17 gerai.
Berbeda dengan gerai tiga brand fashion tersebut, Fetty justru tak menampik isu terkait penutupan gerai New Look, yang sudah dilakukan perusahaan sejak tahun lalu secara bertahap. Dengan demikian, kegiatan operasional New Look secara permanen akan dihentikan. "Brandnya discontine," ujar Fetty.
Penutupan gerai MAP setidaknya mencerminkan kondisi retail Indonesia yang belum sepenuhnya pulih. Sejak awal tahun 2018, satu merek tercatat gugur karena tak mampu bertahan menghadapi industri retail Indonesia yang kompetitif.
PT Anglo Distrindo Antara, distributor tunggal Clarks di Indonesia saat dikonfirmasi Katadata membenarkan perihal kabar tersebut. Manajemen menuturkan akan menutup seluruh gerai sepatu tersebut mulai 28 Februari 2018.
"Betul, kami akan tutup semua gerai secara bertahap di 2018. Hanya saja masih ada beberapa gerai hingga saat ini masih dalam proses negosiasi dan pembicaraan awal dengan pihak mall tapi semuanya akan berakhir di tahun ini," ungkap Manajemen PT Anglo Distrindo Antara Ruby kepada Katadata.
Ruby menuturkan pada tahap awal, sebanyak 3 unit gerai Clarks akan mulai ditutup per akhir Februari 2018. Gerai tersebut antara lain berlokasi di Mall Paris Van Java Bandung, Tunjungan Plaza Surabaya dan Mall AEON Serpong. Kemudian menyusul penutupan 3 gerai Clarks lainnya di Grand Indonesia, Senayan City serta Mall Kelapa Gading pada Maret 2018.
Adapun enam gerai lain yang antara lain berlokasi di Sumarecon Bekasi, Pondok Indah Mall, Galaxy Surabaya dan Puri Indah hingga kini masih dalam proses negosiasi dan dipastikan akan segera tutup sebelum akhir tahun.
Ruby mengungkapkan alasan dibalik penutupan gerai Clarks ini disebabkan oleh kerugian yang terus menerus dialami perusahaan sejak akhir 2015. Pedapatan perseroan terus anjlok hingga 60% per tahun,disertai dengan peningkatan biaya operasional menyebabkan kinerja keuangan perusahaan terus tertekan.
Selain itu, jumlah gerai perusahaan juga terus mengalami penyusutan dari semula berjumlah 25 gerai menjadi tinggal 10 gerai per Januari 2018.