AS Khawatir Pembatasan Impor Indonesia Hambat Perdagangan Dua Negara

ANTARA FOTO/REUTERS/Ludovic Marin/Pool
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (tengah) disaksikan Presiden Perancis Emmanuel Macron (kiri) saat sesi foto bersama pada hari pertama KTT G-20 di Hamburg, Jerman, Jumat (7/7).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
2/11/2017, 14.02 WIB

"Sementara ekspor Indonesia ke AS meningkat," kata Donovan. (Baca: ASEAN - Kanada Jajaki Perdagangan Bebas, Indonesia jadi Koordinator)

Donovan mengklaim memahami pemerintah Indonesia ingin membantu para produsen di daerah untuk meningkatkan pendapatannya. Namun, kata dia, pembatasan impor bukanlah hal yang tepat untuk tujuan tersebut.

Menurutnya, hal tersebut dapat tercapai dengan penelitian dan pengembangan. "Guna meningkatkan produktivitas infrastruktur daerah agar jalur rantai pasokan dapat dipangkas," kata Donovan.

Dia juga mengklaim memahami keinginan pemerintah Indonesia menciptakan ketahanan pangan. Namun, lanjutnya, hal tersebut tak selalu berarti melakukan swasembada.

"Dukungan kepada produksi pertanian setempat dapat dilakukan berdampingan dengan impor guna mencapai persediaan pangan domestik secara stabil dan pasti," kata Donovan.

Donovan pun percaya jika Indonesia tidak ingin hubungan dagang pertanian yang saling menguntungkan terkena dampak negatif kebijakan proteksionis. Menurutnya, banyak perusahaan AS sangat ingin menjual lebih banyak komoditas di Indonesia jika keadaan mendukung.

Banyak perusahaan melihat potensi pasar Indonesia sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk ke-empat terbesar di dunia. Ditambah lagi, kelas menengah terus tumbuh dan terkoneksi secara digital.

"Namun masih banyak tantangan dalam menjalankan usaha di Indonesia. Menurut pandangan saya, upaya Presiden Jokowi memperbaiki infrastruktur dan menciptakan kemudahan berusaha di Indonesia akan mampu mengatasi tantangan-tantangan tersebut," kata Donovan.

Halaman: