Kementerian PUPR Sukses Ubah Sampah Plastik Jadi Aspal

Kementerian PUPR
Uji coba pemanfaatan limbah plastik sebagai aspal
Penulis: Safrezi Fitra
31/7/2017, 11.18 WIB

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mengembangkan pemanfaatan limbah plastik sebagai campuran aspal jalan. Hal ini merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan sampah selama ini.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan pihaknya telah melakukan penelitian mengenai hal ini sejak lama. Pada akhir pekan lalu telah dilaksanakan uji coba berhasil menggelar aspal plastik sepanjang 700 meter di Universitas Udayana, Bali.

"Setiap 1 kilometer jalan dengan lebar 7 meter, membutuhkan campuran limbah plastik sebanyak 2,5 hingga 5 ton. Jadi bisa dibayangkan apabila hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan di Indonesia yang memiliki jalan ribuan kilometer," kata Danis dalam keterangannya, Senin (31/7).

Menurutnya jumlah sampah plastik di Indonesia pada 2019 diperkirakan mencapai 9,52  juta ton atau 14 persen dari total sampah yang ada. Dengan estimasi plastik yang digunakan 2,5-5 ton per kilometer (km) jalan, maka limbah plastik yang ada dapat menyumbang kebutuhan jalan sepanjang 1,9 juta km, tapi kata Danis, hanya 190.000 km.

(Baca: Bulan Depan, Pemerintah Mulai Campur Plastik dan Aspal jalan di Bekasi)

 Selain itu, aspal yang dihasilkan juga lebih lengket jika dibandingkan dengan aspal yang tidak menggunakan plastik sebagai campuran. Danis mengatakan stabilitas aspal plastik lebih tinggi hingga 40 persen, ini menjadikan kinerja jalan lebih baik lagi.

Setelah berhasil diujicoba di Universitas Udayana, selanjutnya pemanfaatan limbah plastik untuk aspal juga akan dilaksanakan pada jalan nasional di Jakarta, Bekasi dan Surabaya pada pertengahan Agustus 2017. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI (DKI Jakarta dan Jabar) dan BBPJN VII (Jawa Timur) saat ini tengah melakukan persiapan agar program ini dapat segera dimulai.

Pemanfaatan limbah plastik sebagai aspal merupakan buah kerjasama antara Kementerian PUPR dan Kementerian Koordinator (Kemenko) Kemaritiman. Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Kemaritiman Safri Burhanuddin mengaku telah mengantisipasi kepastian pasokan kebutuhan limbah plastik untuk dijadikan aspal. Pihaknya telah berkoordinasi dengan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (Adupi) di 16 kota besar yang akan mengumpulkan dan memilah sampah.

"Untuk tahap awal melakukan edukasi kepada masyarakat, setelah terkumpul kami minta dukungan tim Kementerian PUPR. Pemanfaatan limbah plastik untuk aspal ini diharapkan dapat menjadi solusi yang tepat terhadap permasalahan sampah di Indonesia," ujar Safri.

(Baca: Berhemat dan Jaga Lingkungan, Luhut Serius Kembangkan Jalan Plastik)

Mengenai pemilihan Universitas Udayana sebagai lokasi uji coba pertama, Safri mengungkapkan bahwa lokasi tersebut akan dipamerkan pada Forum Pertemuan Tahunan World Bank dan IMF tahun 2018. Ini terkait dengan solusi masalah limbah plastik.

Wakil Dekan Fakultas Teknik Universitas Udayana Ngakan Putu Sueca mengatakan bahwa pemilihan kampus Universitas Udayana sebagai laboratorium penelitian mahasiswanya merupakan hal yang positif. Harapannya, para mahasiswa dapat mengambil kesempatan untuk belajar dan mengembangkan teknologinya.

"Ini merupakan sebuah wujud kerjasama yang baik antara peneliti, akademisi dan praktisi dalam mencari solusi masalah limbah plastik,” kata Sueca.

Pada uji coba pemanfaatan plastik sebagai aspal ini hadir pula Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan Deded Permadi, Sekretaris Balitbang Herry Vaza, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan dan Penerapan Teknologi Rezeki Peranginangin, Kepala BBPJN VI Atyanto Busono dan Kepala BBPJN VIII I Ketut Dhamawahana.