Sejak membuka keran impor daging kerbau India tahun lalu, pemerintah mematok harga eceran tertingginya sebesar Rp 80 ribu per kilogram. Kenyataannya, daging yang didatangkan oleh Perum Bulog itu ada yang dijual lebih mahal di pasar-pasar tradisional.
Di Pasar Mampang Prapatan misalnya, daging kerbau dijual hingga Rp 100 ribu per kilogram. “Banyak juga yang beli, biasanya tukang bakso,” kata Sutaryo, sang pedagang, Selasa (30/5).
Sutaryo mengaku menaikkan harga karena mengikuti pemasoknya. Menurutnya, harga daging kerbau dari distributor dalam beberapa hari ini naik dari Rp 76 ribu menjadi Rp 83 ribu per kilogram. “Kalau dari mereka, saya tidak tahu kenapa naik,” ujarnya.
(Baca juga: Jokowi Minta Pantau Harga Bahan Pokok dan Pasokan BBM Jelang Lebaran)
Hal itu juga diakui oleh Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi. Menurutnya, pedagang pasar memang tidak membeli daging langsung dari Bulog, sebab perusahaan pelat merah itu menjual daging dalam partai besar.
“Harus per kontainer. Kalau satu kontainer isinya 28 ton, pedagang kecil kan kurang modalnya,” kata dia.
Selain itu, ia beralasan bahwa pedagang menaikkan harga karena bobot daging beku akan menyusut saat dicairkan atau thawing. Belum lagi, ada juga pedagang yang berinisiatif memisahkan lemak dari daging beku itu.
Alasan-alasan tersebut tak bisa diterima oleh Bulog. Direktur Operasi dan Pelayanan Publik Bulog, Karyawan Gunarso menyatakan bahwa perusahaannya masih menjual daging kerbau di kisaran Rp 60 ribu per kilogram pada distributor.
(Baca juga: Program Bantuan Pangan Non Tunai Dinilai Lemahkan Peran Bulog)
Artinya, baik distributor maupun pedagang masih bisa mendapat untung jika harga daging kerbau itu dipatok Rp 80 ribu per kilogram di tingkat eceran. “Kami sudah memberikan ruang yang cukup besar (untuk mengambil keuntungan), jadi tidak ada alasan menjual di atas ketentuan,” ujarnya.
Ia pun menyayangkan langkah pedagang yang menaikkan harga. Menurutnya, pemerintah mengimpor daging kerbau dengan harga rendah sebagai alternatif daging sapi yang harganya mencapai Rp 120 ribu per kilogram.
Selain imbauan langsung Presiden Joko Widodo, harga eceran daging sebesar Rp 80 ribu per kilogram juga ditetapkan melalui surat edaran Menteri Perdagangan. Karenanya, Bulog tidak berwenang untuk langsung menindak pedagang nakal. “Mungkin akan ditindak Kementerian Perdagangan atau Satgas Pangan,” ujarnya.
(Baca juga: Bentuk Satgas, Polisi Ikut Awasi Harga Pangan Saat Ramadan)
Hingga 26 Mei 2017, stok daging kerbau Bulog masih 35,37 ribu ton. Selain itu, Bulog juga sudah mengantongi izin impor 51,28 ribu ton hingga 31 Desember 2017. “Ini standby impor yang bisa direalisasikan sewaktu-waktu, jadi stok tidak akan kekurangan,” kata Karyawan.