PT Hutama Karya (Persero) menargetkan 70 kilometer pertama dari tol Trans Sumatera akan selesai dan beroperasi pada tahun depan. Direktur Jalan Tol Hutama Karya Bambang Pramusinto mengatakan 70 kilometer tersebut tersebar di tiga ruas tol Trans Sumatera yakni Medan–Binjai, Palembang–Indralaya, serta Bakauheni–Terbanggi Besar.
Bambang mengatakan beberapa potong ruas yang akan rampung antara lain ruas tol Medan–Binjai seksi dua dan tiga sepanjang 10,3 kilometer. Ruas tol ini akan selesai pada Februari 2017. Ruas Palembang–Indralaya seksi Palembang–Pamulutan sepanjang 7,1 kilometer juga akan rampung pada bulan yang sama.
Kemudian beberapa paket jalan tol ruas Bakauheni–Terbanggi Besar, seperti Pelabuhan Bakauheni–Interchange Bakauheni. Dia menargetkan ruas tol ini selesai dan dapat mulai beroperasi pada April tahun depan. (Baca: Garap Trans Sumatera, Jasa Marga Dapat Hadiah dari Pemerintah)
"Sebenarnya ada beberapa paket, jadi total 70 kilometer itu hitungan kami di akhir tahun 2017," kata Bambang saat pemaparan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta, Jumat (18/11).
Untuk diketahui Tol Trans Sumatera merupakan bagian dari Peraturan Presiden Nomor 100 Tahun 2014 Tentang Percepatan Pembangunan Jalan Tol Sumatera. Selain tiga ruas tadi, satu ruas tol lainnya adalah Pekanbaru–Dumai. Total empat tol ini memiliki panjang 310 kilometer.
(Baca: Hutama Karya Yakin Sebagian Empat Tol Sumatera Kelar Tahun Ini)
Hutama Karya yang ditugaskan menggarap proyek Trans Sumatera merasa optimis target tersebut dapat terealisasi. Bambang mengatakan beberapa ruas telah selesai pembebasan lahannya, yakni Medan–Binjai seksi II dan II dan Palembang–Indralaya seksi I. Sedangkan sisanya akan dibangun bersamaan dengan pembebasan lahan.
Dari data Hutama Karya, total pembebasan lahan ruas Medan–Binjai mencapai 83,9 persen, sedangkan progres konstruksinya mencapai 35,1 persen. Palembang–Indralaya, lahan yang sudah dibebaskan mencapai 83,1 persen dan konstruksi 35,9 persen. Pembebasan lahan tol Bakauheni–Terbanggi Besar mencapai 42,7 persen, dengan progres konstruksi mencapai 13,9 persen. Sedangkan tol Pekanbaru–Dumai dengan pembebasan lahan 19,4 persen dan konstruksi hanya 2 persen.
"Untuk Bakauheni–Terbanggi Besar memang ada beberapa lahan yang berada di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Tapi surat izin sudah dikirim ke mereka," katanya.
(Baca: Dua Tahun Jokowi, Menteri Agraria: Pembebasan Lahan Mulai Teratasi)
Kendala lahan juga masih terjadi pada ruas tol Pekanbaru–Dumai. Dari total 6 seksi, sebanyak dua seksi yakni seksi 4 dan 5 belum ada yang dibebaskan lahannya. Direktur Jalan Bebas Hambatan, Perkotaan, dan Fasilitasi Jalan Daerah Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Subagyono mengatakan hal ini erat kaitannya dengan pemberian dana talangan yang masih terbatas, sehingga pemerintah terpaksa membuat prioritas pembebasan lahan.
Hutama Karya mencatat nilai transfer dana talangan pembebasan lahan ruas di Provinsi Riau ini baru mencapai Rp 3 miliar, terkecil di antara empat ruas yang ada. Sedangkan realisasi dana talangan terbesar berada pada ruas Bakauheni-Terbanggi Besar yakni memcapai Rp 1 triliun. Adapun total dana talangan lahan yang telah dicairkan untuk empat ruas Trans Sumatera ini mencapai Rp 1,2 triliun dari total permintaan Rp 1,5 triliun.
"Kami sekarang sedang melakukan proses lagi, Badan Pertanahan Nasional (BPN) akan inventarisir," kata Subagyono . (Baca: Jokowi Tambah Anggaran Tol Trans-Sumatera Rp 1,2 Triliun)