Proyek Tol Bawen–Yogyakarta Dipercepat Mulai Tahun Depan

Arief Kamaludin|KATADATA
28/10/2016, 18.38 WIB

Pemerintah menyatakan akan mempercepat pembangunan proyek jalan tol ruas Bawen-Yogyakarta. Proyek yang rencana awalnya baru akan dibangun dua tahun lagi ini, dipercepat menjadi mulai tahun depan.

Kepala Badan Perencanaan Infrastruktur (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Rido Matari Ichwan mengatakan akan memulai pra-studi kelayakan proyek ini tahun depan. Setelah itu tahap pelaksanaan pembangunan bisa langsung dimulai pada tahun yang sama.

"Saya pikir total studi kelayakannya tidak akan lama, paling enam bulan," katanya saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (28/10). (Baca: PUPR Targetkan Pembebasan Lahan Trans Jawa Selesai Tahun Ini)

Dia mengatakan percepatan pelaksanaan pembangunan proyek ini merupakan permintaan dari Kementerian Periwisata. Pembangunan infrastruktur jalan tol ini akan bisa mendukung pengembangan Kawasan Wisata Borobudur yang sedang dikerjakan pemerintah.  

Sebagai langkah percepatan, rencananya pemerintah akan memasukkan proyek ini menjadi proyek tol prioritas di Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP). Namun, keberadaan tol ini disebutnya akan menjadi pemicu tumbuhnya ekonomi di daerah sekitar Borobudur.

(Baca: 2017, Kementerian PUPR Targetkan Bangun 796 Kilometer Jalan Baru)

Proyek tol lain yang akan dipercepat adalah ruas Tol Tebing Tinggi–Parapat di Sumatera Utara. Tahap pra strudi kelayakan hingga mulai konstruksi proyek ini ditargetkan selesai tahun depan. Rido mengatakan selama pembangunan tol ini maka turis yang akan menuju kawasan Danau Toba dapat menggunakan tol Medan–Kuala Namu–Tebing Tinggi yang ditargetkan rampung pada 2017 mendatang.

"Untuk sementara bisa di-support oleh jalan nasional dari ruas Tebing - Tinggi dulu," katanya.

Danau Toba dan Borobudur merupakan salah satu dari 10 kawasan wisata yang sedang dikembangkan oleh pemerintah. Keseriusan ini dibuktikan dengan membentuk Badan Otorita di setiap kawasan tersebut. Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman telah membuat rencana induk (master plan) mengenai hal ini. Bahkan konsep Danau Toba akan dijadikan Monaco of Asia.

(Baca: Kembangkan Tiga Lokasi Wisata, Pemerintah Utang Rp 3,9 Triliun)

Pengembangan kawasan wisata ini dilakukan untuk meningkatkan penerimaan devisa dari sektor pariwisata. Pemerintah menargetkan pada 2019 penerimaan devisa dari sektor pariwisata mencapai US$ 20 miliar pada 2019, meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu yang hanya US$ 10 miliar.