KATADATA - Badan Pusat Statistik, hari ini, mengumumkan angkatan kerja pada Agustus lalu mencapai 122,4 juta orang, berkurang 5,9 juta orang dari satu semester sebelumnya. Namun angka itu bertambah 510 ribu orang dibanding Agustus 2014.
Dengan angkatan kerja yang mengecil, penduduk yang memiliki pekerjaan rupanya juga menyusut pada Agustus 2015, yakni hanya 114,8 juta orang, berkurang 6,0 juta orang dibandingkan keadaan Februari 2015. Dengan demikian, tingkat pengangguran terbuka pun memebesar menjadi 6,18 persen, lebih tinggi dari posisi Februari yang hanya 5,81 persen dan 5,94 persen pada Agustus tahun lalu.
Sebagai solusi untuk menekan tingkat pengangguran, pengusaha meminta pemerintah melakukan dua hal utama. Pertama, mengimplementasikan paket kebijakan ekonomi. Kedua, mempercepat belanja modal 2016. Dengan dua tips itu, dunia usaha yang terhempas perlambatan ekonomi akan kembali menyerap tenaga kerja pada tahun depan.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Soegiarto mengatakan apabila dua hal tersebut dikerjakan, produksi perusahaan akan membaik yang berdampak pada penyerapan tenaga kerja, dengan kata lain mengurangi pengangguran. Dampak lainnya, daya beli masyarakat akan membaik. "Ada efek domino dari perlambatan ekonomi. Pemerintah harus lakukan dua hal itu," kata Jongkie saat dihubungi Katadata di Jakarta, Kamis, 5 November 2015.
Menurutnya, dengan mempercepat belanja modal pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) maka akan menghidupkan kembali denyut nadi perekonomian. Angkatan kerja yang sebelumnya menganggur akan terserap kembali.
“Itu otomatis. Spending pemerintah untuk bangun jalan, misalnya, akan menaikkan pembelian truk untuk mengangkut batu dan material,” ujarnya. “Hal-hal seperti ini akan kembali membuat serapan tenaga kerja naik.” (Baca juga: Jumlah Penduduk yang Menganggur Meningkat).
Sebenarnya, kata Jongkie, masalahan tenaga kerja belum terlalu berdampak di sektor industri otomotif saat ini. Namun hal itu bukan berarti tanpa masalah. Sebab, pihaknya telah mengurangi jam kerja karena target produksi otomotif hanya satu juta kendaraan, tidak lebih tinggi dari target tahun lalu.
Jongkie memperkirakan 5,9 juta orang yang menganggur dalam data BPS tersebut didominasi oleh pekerja kontrak dan pekerja alih daya (outsourcing) yang rentan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja apabila kondisi ekonomi melambat. Di sisi lain, perusahaan sulit untuk mem-PHK pekerja tetap.
Sebelumnya, pada awal bulan lalu, Presiden Joko Widodo meluncurkan program investasi padat karya. Program ini merupakan salah satu langkah pemerintah mencegah semakin banyak pengangguran di tengah kondisi ekonomi yang melemah. Menurut Jokowi, investasi padat karya sangat efektif untuk mencegah PHK.
Dengan program itu, 16 perusahaan di Jawa Barat dan Jawa Tengah diharapkan dapat menghimpun 121.285 tenaga kerja dalam kurun waktu lima tahun hingga 2019. Perusahaan-perusahaan yang sedang dalam tahap konstruksi terdiri dari 11 Penanaman Modal Asing dan lima perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri dengan rencana investasi Rp 18,9 triliun.