Kemendag Dorong Ekspor Produk Pangan Olahan

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi. Ekspor produk makanan olahan pada periode Januari–April 2020 tercatat sebesar US$ 1,32 miliar.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Agustiyanti
16/6/2020, 11.13 WIB

Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kasan menambahkan, pembatasan sosial atau karantina wilayah masih menjadi tantangan bagi para pelaku usaha di Indonesia. Namun, semangat para pelaku usaha untuk melakukan ekspor dan membuka peluang pasar baru diharapkan tak lantas surut.

Ia pun optimististis permintaan ekspor produk makanan dan minuman akan tinggi lantaran sangat dibutuhkan dunia dalam kondisi saat ini, 

Ketua GAPMMI Adhi Lukman menambahkan perlu pula upaya untuk memperkuat industri makanan dan minuman domestik terutama guna mempercepat pemulihan ekonomi. Ini dapat dilakukan dengan sejumlah strategi.

(Baca: Ekspor Melemah, RI Dituntut Lebih Adaptif dengan Kebutuhan Pasar Dunia)

Pertama, meningkatkan ketersediaan bahan baku sebagai bagian dari rantai nilai global. Kedua, melakukan peninjauan regulasi untuk mendukung industrialisasi. Ketiga, menjadikan Indonesia sebagai pusat penelitian hub global untuk sektor industri makanan dan minuman.

Sebagai informasi, ekspor produk makanan olahan pada periode Januari–April 2020 tercatat sebesar US$ 1,32 miliar atau meningkat 7,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Produk-produk utama ekspor pangan olahan Indonesia pada periode tersebut, di antaranya makanan olahan sebesar US$ 139,83 juta, olahan krustase udang sebesar US$ 137,15 juta, olahan ikan US$ 129,16 juta, olahan krustase kepiting US$ 106,1 juta, serta esens dan konsentrat kopi US$ 104,89 juta.

Sementara negara tujuan utama ekspor produk makanan olahan Indonesia pada periode tersebut yaitu Amerika Serikat sebesar US$ 293,6 juta dengan pangsa pasar 22,11 persen, Filipina sebesar US$ 161,4 juta atau memiliki porsi 12,15 persen, Malaysia sebesar US$ 101,6 juta atau sebesar 7,65 persen, Singapura sebesar US$ 74,9 juta atau sebesar 5,64 persen, dan Jepang sebesar US$ 71,9 juta atau sebesar 5,41 persen.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika