Emas Dunia Tembus US$ 2.000, Logam Mulia Antam Melambung Rp 19.000

ANTARA FOTO/FB Anggoro/foc.
Seorang pegawai menunjukkan kepingan emas di toko dan perhiasan di Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (28/7/2020).
Penulis: Happy Fajrian
5/8/2020, 09.43 WIB

Harga emas dunia terus melonjak. Pada penutupan perdagangan Selasa (4/8), harga emas berhasil menembus level US$ 2.000 per ons, tepatnya US$ 2.019,21 di pasar spot global, dan US$ 2.021 di pasar berjangka Comex.

Menurut data Bloomberg, pada perdagangan pagi ini, Rabu (5/8), pun harga emas masih terus bergerak naik. Terutama di pasar berjangka harganya naik hingga US$ 15 atau 0,74% menjadi US$ 2.036 per ons. Meskipun di pasar spot harganya sedikit merosot US$ 2,1 atau 0,1% menjadi US$ 2.017,11 per ons.

Dengan demikian harga emas sepanjang tahun ini telah melonjak hingga 33% seiring pandemi corona yang memukul perekonomian dunia. Ini membuat investor memburu emas sebagai instrumen safe haven.

“Penyebab utama (kenaikan harga emas) adalah ketidakpastian apakah ekonomi dunia akan jatuh ke dalam resesi, atau akan pulih didorong oleh stimulus,” kata Fund Manager Ninety One Inggris, George Cheveley, seperti dikutip Financial Times, Rabu (5/8).

Sementara itu Kongres Amerika Serikat (AS) hingga kini belum menemukan kata sepakat untuk paket stimulus ekonomi berikutnya. Partai Demokrat ingin melanjutkan dukungan pengangguran US$ 600 per minggu.

Namun anggota kongres dari partai Republik ingin memangkas besaran bantuan tersebut menjadi hanya US$ 200 per minggu. Tanpa ada kejelasan dari paket bantuan ini, daya beli di perekonomian terbesar di dunia ini berpotensi anjlok, sehingga semakin menghambat proses pemulihan ekonomi.

Keputusan investor memburu emas juga didasari oleh merosotnya imbal hasil (yield) instrumen obligasi korporasi dan surat utang pemerintah seiring kebijakan suku bunga rendah dari berbagai bank sentral di dunia untuk memacu pertumbuhan ekonomi.

Seperti surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun yang imbal hasil riilnya, dengan memperhitungkan tingkat inflasi, jatuh ke level minus 1,02%. Padahal sejatinya emas kurang menguntungkan dibandingkan surat utang pemerintah yang juga dianggap sebagai aset safe haven.

Meski demikian analis Commerzbank Karen Jones mengatakan bahwa secara teknikal harga emas US$ 2.000 merupakan level resisten psikologis baru. Jika emas bertahan di atas level tersebut hingga akhir Agustus atau akhir kuartal III, maka harganya bisa terus menanjak.

“Namun karena kenaikan harganya begitu cepat, kemungkinan harganya terkoreksi lagi sangat besar dan brutal,” ujar Jones.

Seiring dengan lonjakan harga emas dunia, harga logam mulia Antam pagi ini juga melambung hingga Rp 19.000 menjadi Rp 1.048.000 per gram. Senada, harga jual kembalinya ikut melesat naik Rp 18.000 menjadi Rp 947.000 per gram.

Harga emas batangan di butik Logam Mulia Antam selengkapnya, Rabu 5 Agustus 2020, adalah sebagai berikut:

  • Emas batangan 0,5 gram Rp 554.000
  • Emas batangan 1 gram Rp 1.048.000
  • Emas batangan 2 gram Rp 2.036.000
  • Emas batangan 3 gram Rp 3.029.000
  • Emas batangan 5 gram Rp 5.020.000
  • Emas batangan 10 gram Rp 9.975.000
  • Emas batangan 25 gram Rp 24.812.000
  • Emas batangan 50 gram Rp 49.545.000
  • Emas batangan 100 gram Rp 99.012.000
  • Emas batangan 250 gram Rp 247.265.000
  • Emas batangan 500 gram Rp 494.320.000
  • Emas batangan 1.000 gram Rp 988.600.000.