Pandemi Covid-19 membuat pola aktivitas masyarakat berubah, termasuk saat bekerja. Sejak pandemi melanda, masyarakat mulai melakukan pekerjaannya dari rumah masing-masing atau work from home (WFH).
Konsep work from home disebut menguntungkan bagi pengusaha di sektor furnitur dan kebutuhan interior.
Corporate Marketing Vivere Grup Pelly Sianova mengatakan, selama pandemi dan work from home menjadi sebuah tren, penjualan produk home office atau peralatan bekerja di rumah mengalami peningkatan yang signifikan. Namun, Pelly tidak menyebut jelas besar kenaikan tersebut.
“Ada periode di mana kami mendapatkan kesempatan ketika masyarakat diharuskan menjalani work from home, namun rumahnya tidak dilengkapi dengan fasilitas home office. Beberapa dari mereka mencari produk di kami,” kata Pelly kepada Katadata, Rabu (27/10).
Selain produk kebutuhan bekerja dari rumah, di masa pandemi banyak perusahaan yang melakukan renovasi kantor.
Hal tersebut dilakukan untuk melengkapi fasilitas kantor agar sesuai dengan kondisi pandemi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
“Jadi mumpung karyawannya gak ada di kantor, mereka renovasi kantornya. Ketika sudah kembali bekerja dari kantor, kondisi kantornya sudah berubah menjadi lebih baik dengan protokol kesehatan yang baik juga,” kata dia.
Pelly menyampaikan, beberapa produknya diproduksi di dalam negeri, bahkan mengikutsertakan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk bisa memasarkan produk mereka di toko ritel yang dimiliki.
Namun, masih ada beberapa produk furnitur seperti kursi kerja diimpor dari negara lain yakni Amerika Serikat (AS), Swiss, dan Cina. Sementara untuk aksesoris masih ada yang diimpor dari Jerman dan Jepang.
Untuk mendukung pelaku UMKM memasarkan produk-produknya, Vivere Grup memiliki lini bisnis khusus bernama Local by Vivere.
Lini bisnis ini dibentuk dengan tujuan untuk mengangkat para pelaku UMKM agar memiliki pasar yang lebih baik dan luas.
Namun, produk UMKM terpilih adalah yang memenuhi beberapa syarat yakni dapat memenuhi jumlah produk yang dibutuhkan, memiliki kualitas produk yang baik, dan dapat memproduksi barang dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.
“Tapi kita tidak menutup kemungkinan, misalnya kalau di kemudian hari mereka bisa memenuhi standar tertentu, maka bisa menjadi bagian dari kita. Jadi kita lihat dari kemampuan UMKM dalam menghasilkan sebuah produk,” katanya.
Di samping itu, pihaknya juga berkolaborasi dengan desainer dan perajin lokal di bidang furniture untuk memenuhi kebutuhan interior hunian, kantor, hotel, restoran dan kafe melalui Vivere Experience and Collaboration Space yang ada di South78, Gading Serpong, Tangerang.
“Kami ingin berkolaborasi dan memberi panggung lebih banyak lagi untuk karya-karya desainer, perajin dan brand lokal yang selalu menjadi support system pertumbuhan industri desain,” kata Direktur Kreatif Vivere Grup Alvin Tjitrowirjo.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut, bahwa pandemi membawa berkah bagi industri furnitur domestik.
Banyaknya orang yang merenovasi rumah demi kenyamanan beraktivitas, bekerja ataupun belajar di dalam rumah membuat permintaan produk furnitur naik selama pandemi.
Agus mengatakan, adanya peralihan atau reorganisasi secara signifikan belanja rumah tangga masyarakat, dari yang untuk hiburan, pariwisata atau transportasi, menjadi kebutuhan untuk menata dan merenovasi rumah.
“Bahkan, aktivitas belanja online selama pandemi juga mendukung peningkatan penjualan furnitur, baik memenuhi pasokan pasar domestik maupun ekspor,” tutur Agus dalam keterangan resminya, Senin (20/9).