Muslim RI Habiskan Rp 1.000 T untuk Makan, Warteg dan KFC Jadi Favorit

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Pelayan menggunakan masker, sarung tangan dan pelindung wajah saat melayani pelanggan di Warung Tegal (Warteg) Ellya, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta, Senin (20/7/2020).
15/12/2021, 19.35 WIB

Mastercard-CrescentRating Halal Food Lifestyle Indonesia Report 2021 menyebutkan pengeluaran masyarakat Muslim Indonesia untuk konsumsi makanan dan minuman diperkirakan mencapai Rp 1.000 triliun.

Konsumsi tersebut dihabiskan baik melalui makan di rumah, makan di luar, ataupun melalui layanan pesan-antar. Laporan diambil dengan melakukan survey terhadap 1.000 responden.

Berdasarkan laporan tersebut, 50% dari responden menghabiskan uang Rp25 ribu-100 ribu untuk sekali makan. Mereka juga menghabiskan 10% dari pendapatannya untuk makan di luar.

 Sebanyak 55% responden mengatakan memilih untuk makan bersama keluarga setiap harinya dan 33% mengatakan makan di luar setiap seminggu sekali.

Sebanyak 70% menjadikan makanan khas Jawa sebagai pilihan favorit diikuti dengan makanan Sunda dan Padang. 
Makanan Warung Tegal (warteg) adalah pilhan favorit dari sebagian besar Muslim yang menjadikan masakan Jawa sebagai menu paling disukai.

Berdasarkan laporan tersebut, Muslim Indonesia juga suka menikmati makanan cepat saji. Sebanyak 27% responden mengatakan mereka makan fast food sekali seminggu.

KFC menjadi menu pilihan utama untuk makanan cepat saji diikuti dengan McDonald's.

Namun, makanan Jepang dan Korea Selatan juga memiliki banyak penggemar di Indonesia seiring gencarnya promosi produk makananan dari kedua negara tersebut.

 Masyarakat Muslim Indonesia juga senang menikmati cemilan seperti cendol dan gorengan. Sebanyak 63% mengatakan mereka suka membeli gorengan seperti singkong.

Besarnya pengeluaran masyarakat Muslim Indonesia inilah yang menjadi sorotan laporan Mastercard-Crescent. 

Berdasarkan perkiraan mereka, jumlah pengeluaran untuk produk dan jasa halal di Indonesia pada tahun 2020 menyentuh angka US$ 184 miliar (Rp 2.637 triliun).

Angka ini diprediksikan meningkat menjadi US$ 281,6 miliar (Rp 4.036 triliun) pada tahun 2025.

 "Kami terus mendukung ekosistem industri halal di Indonesia melalui rangkaian produk, teknologi dan wawasan yang dimiliki perusahaan, guna mendorong gaya hidup halal sebagai faktor pembeda di industri pariwisata halal global,” kata Country Manager, Indonesia, Mastercard Navin Jain, dikutip dari siaran pers, Rabu (15/12).

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi