Badan Pangan Singapura (Singapore Food Agency/SFA) mengumumkan bahwa Indonesia telah resmi disetujui sebagai pemasok baru daging ayam beku, dingin, dan olahan untuk negeri tersebut. Hal itu bertujuan untuk diversifikasi sumber makanan baru sehingga mendukung ketahanan pangan Singapura.
“Untuk tujuan ini, dengan bangga kami umumkan bahwa Indonesia telah disetujui sebagai sumber baru untuk mengekspor daging ayam dan produk daging ayam olahan beku, dingin, dan panas ke Singapura!” tulis pengumuman tersebut yang disampaikan melalui akun facebook, Kamis (30/6).
Indonesia akan bergabung dengan negara lainnya yang lebih dulu melakukan ekspor ayam ke Singapura seperti Brasil, Thailand, dan Australia. “Akreditasi tepat waktu ini dimungkinkan melalui upaya besar dan kerjasama erat oleh SFA, Animal & Veterinary Service (cluster NParks), dan pihak berwenang Indonesia,” tulis akun tersebut.
Meskipun demikian, SFA menegaskan bahwa ayam hanya dapat diimpor dari sumber yang terakreditasi oleh SFA. Hal itu bertujuan untuk memastikan bahwa sumber tersebut memiliki sistem, proses, dan kemampuan untuk memenuhi memenuhi standar keamanan pangan dan kesehatan hewan Singapura.
Singapura membuka peluang bagi individu dan peternakan untuk menjadi eksportir ayam ke negara tersebut. Penilaian akreditasi melibatkan evaluasi dokumenter terperinci dan audit di tempat untuk verifikasi.
“Kiriman juga akan dikenakan inspeksi, pengambilan sampel dan pengujian SFA pada saat impor. Hal ini memastikan kelangsungan strategi diversifikasi sumber SFA tanpa mengorbankan keamanan pangan,” tulis keterangan akun tersebut.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah, mengatakan kerja sama perdagangan ini akan membuka peluang yang positif bagi Indonesia untuk dapat meluaskan pasar ke negara Asia lainnya.
“Saya berharap dalam waktu dekat produk unggas Indonesia dapat masuk ke Singapura”, ucap Nasrullah, Sabtu (23/6).
Proses pembukaan akses pasar produk unggas dari Indonesia ke Singapura sudah dimulai sejak 2018. Saat itu, produk telur asing sudah mampu menembus ekspor ke pasar Singapura. Namun unggas dan produk turunan lainnya dari Indonesia masih belum mendapatkan izin untuk ekspor ke Singapura.
Saat ini, komoditi unggas Indonesia sudah mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan rencana produksi 2022 mencapai 3.884.799 ton untuk daging ayam dan 5.925.386 ton untuk telur. Menurut Nasrullah, kondisi surplus ini menjadi modal bagi Indonesia untuk mempromosikan produknya ke luar negeri, terutama dengan jaminan kesehatan hewan dan jaminan pangan sesuai standar Internasional.
Badan Pusat Statistik mencatat bahwa produksi daging ayam broiler atau ras pedaging di Jawa Barat berjumlah 860.156,13 ton pada tahun 2021. Angka itu meningkat 9,75% dari produksi di tahun sebelumnya, sekaligus menjadi yang tertinggi dibanding provinsi lain.