Lion Air menyatakan mengalami kerugian karena melayani rute-rute di daerah perintis dengan menggunakan pesawat propeller atau baling-baling. Hal itu terutama saat harga Avtur atau bahan bakar minyak pesawat melambung tinggi.
Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro, mengatakan bahwa Lion Air Group senantiasa tetap dapat bertahan mendukung operasional dan layanan penerbangan di Indonesia. Hingga saat ini, Lion Air tidak hanya melayani rute-rute besar (pesawat jet) yang menguntungkan tetapi juga melayani rute-rute di daerah perintis.
Danang mengatakan, penerbangan perintis itu mencatatkan rata-rata 200 frekuensi terbang setiap hari. Hal itu tertama anak usaha Wings Air yang menjangkau kota tujuan setingkat kecamatan dan kabupaten pada rute antar pulau hingga pulau terluar. Seluruh penerbangan itu dioperasikan oleh armada tipe ATR 72-500 dan ATR 72-600 berjenis propeller atau baling-baling.
"Operasional tersebut masih mengalami kerugian dikarenakan faktor utilisasi (tingkat pemanfaatan) pesawat ATR 72 yang tidak optimal disebabkan melayani daerah-daerah perintis," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (8/8).
Dia mengatakan, harga avtur yang tinggi juga menjadi beban operasional bagi Wings Air. Apalagi harga Avtur pada penerbangan perintis lebih mahal dibandingkan di bandara kota besar.
Walaupun masih merugi, Wings Air dengan pesawat ATR 72 tetap melayani jaringan penerbangan dimaksud dengan empat pertimbangan, yaitu:
1. Upaya berkontribusi terhadap program pemerintah seiring fase pemulihan perekonomian daerah dan nasional.
2. Membantu menciptakan transportasi saling terkoneksi: antar kecamatan, antar kabupaten serta antar kabupaten dan kota besar. Penerbangan Wings Air pesawat ATR 72 terhubung dengan layanan penerbangan Lion Air Group yang dioperasikan menggunakan pesawat berbadan sedang (narrow body) dan pesawat berbadan lebar (wide body) di bandar udara besar sebagai penghubung utama (main hub).
3. Mendukung kelancaran mobilitas masyarakat dan logistik secara cepat, selamat dan aman.
4. Pesawat ATR 72 mengakomodir penerbangan langsung (point to point) tepat atau sesuai insfrastruktur bandar udara di wilayah-wilayah hingga setingkat kecamatan.
Danang menambahkan, Lion Air Group berupaya mempertahankan kelancaran pengoperasian pesawat udara dengan menyediakan layanan penerbangan yang aman dan terjangkau.
"Lion Air Group terus melakukan evaluasi kinerja serta menjalankan perbaikan agar tetap tumbuh dan dapat bersaing dengan beradaptasi terhadap bisnis melalui langkah-langkah strategis korporasi," ujarnya.
Sektor penerbangan menjadi salah satu yang terpukul akibat pandemi Covid-19. Turunnya jumlah penumpang yang drastis menyebabkan kerugian maskapai membengkak.
Berdasarkan International Civil Aviation Organization (ICAO) yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS), kerugian finansial maskapai penerbangan di dunia diperkirakan mencapai US$370 miliar. Kerugian terbesar tercatat berada di Asia Pasifik, yakni US$120 juta. Angka ini setara dengan 32% dari total kerugian maskapai secara global.