Bulog Dapat Izin Impor Beras 200 Ribu Ton, Pengiriman Pekan Depan

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.
Pekerja mengangkut karung berisi beras di Gudang Perum Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (25/11/2022). Perum Bulog mengklaim stok beras di seluruh gudang Bulog secara nasional sebanyak 600 ton tersebut dapat mencukupi kebutuhan di pasaran hingga akhir tahun 2022.
6/12/2022, 19.06 WIB

Pemerintah sudah memberikan izin pada Perusahaa Umum Badan urusan Logistik atau Perum Bulog untuk impor 200 ribu ton beras tahun ini. Pengiriman impor beras sudah mulai dilakukan pekan depan secara bertahap.

"Penugasan sudah keluar juga izin impornya yang 200 ribu ton. Dari Bulog sudah membuat rencana impor sampai akhir tahun," kata Sekretaris Kementerian Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, di Kantor Kementerian Perindustrian, Selasa (6/12).

Menurut Susi, impor beras dibutuhkan untuk stabilisasi harga. Dia mengatakan, cadangan beras pemerintan di Bulog seharusnya mencapai 1,2 juta ton sehingga bisa melakukan intervensi jika ada kenaikan harga.

Susi mengatakan, siklus impor beras cukup panjang, mulai dari mencari barang, kontrak hingga pengiriman. Pengiriman beras impor tersebut tidak akan dilakukan sekaligus melainkan bertahap.

"Kalau gak salah minggu depan sudah ada shipment-nya," ujarnya.

Susiwijono mengatakan, pemerintah tetap akan memprioritaskan penyerapan beras dari petani lokal untuk cadangan beras pemerintah Bulog. Oleh karena itu, dirinya belum bisa memastikan apakah impor beras tersebut akan dilanjutkan Januari 2023.

"Kita lihat stoknya. Kalau nanti memang membutuhkan. Karena kuncinya untuk stabilisasi harga," ujarnya.

Sementara itu Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, mengatakan bahwa pemerintah membeli beras di luar negeri sebanyak 200.00 ton senilai Rp 1,8 triliun. Namun demikian, beras tersebut belum masuk ke Tanah Air.

Arief tidak merincikan lebih lanjut di mana beras tersebut saat ini. Dia mengatakan bahwa beras tersebut akan masuk ke dalam negeri jika dibutuhkan untuk memenuhi cadangan beras pemerintah atau CBP yang dikelola Perum Bulog. "

Pak Presiden perintahnya kami gak boleh kekurangan beras, jadi disiapkan saja. Kami taruh 200.000 ton dulu di luar negeri, kalau diperlukan masuk jadi tidak tergesa-gesa," kata Arief di Istana Merdeka, Selasa (6/12).

Arief menekankan bahwa beras impor tersebut hanya untuk memenuhi kuota CBP Bulog. Menurutnya, beras impor akan berbahaya jika merembes ke pasar domestik.

Dia mencatat, saat ini CBP di Bulog adalah sekitar 514.000 ton. Angka tersebut lebih rendah dari syarat jumlah CBP Bulog sebanyak 1,2 juta ton.

Namun demikian, Arief mengatakan belum akan mengandalkan beras impor untuk meningkatkan CBP. Menurutnya, Bapanas masih akan memprioritaskan beras lokal dalam mengisi CBP Bulog.


Reporter: Nadya Zahira