Okupansi Mal Nyaris 100%, Durasi Kunjungan Mencapai Dua Jam Lebih
Rata-rata nasional pengunjung mal atau pusat perbelanjaan nyaris mencapai 100% pada awal 2023. Lama kunjungan mal pun meningkat signifikan dibandingkan sebelum pandemi.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia atau APPBI, Alphonzus Widjaja, mengungkapkan saat ini kunjungan mal atau pusat perbelanjaan tengah mendekati kapasitas penuh. APPBI menargetkan rata-rata nasional pengunjung bisa mencapai lebih dari 100% tahun ini.
“Tingkat kunjungan sudah mulai meningkat, jadi saya kira cukup menggembirakan, di tahun 2023 APPBI menargetkan bisa lebih dari 100% jumlah rata-rata pengunjung secara nasional,” ujar Alphonzus dalam acara Rakernas APPBI di Grand Hyatt, Jakarta, Kamis (23/2).
Alphonzus menyatakan, jumlah kunjungan mal ini melonjak tajam dibandingkan [ada masa pandemi. Pada 2020, rata-rata jumlah kunjungan mal hanya mencapai 50% akibat adanya pandemi Covid-19. Jumlah kunjungan tersebut meningkat menjadi 60% pada 2021. Setahun berikutnya, rata-rata jumlah kunjungan mal melonjak signifikan hingga mencapai 90%.
Oleh sebab itu, APPBI menargetkan di tahun 2023 ini rata-rata jumlah kunjungan bisa mencapai lebih dari 100%, “Kami berharap tingkat kunjungan bisa kembali seperti di tahun 2018. Mudah-mudahan bisa tercapai, dan paling tidak bisa sama seperti sebelum pandemi Covid-19,”ujarnya.
Durasi Kunjungan Lebih Lama
Durasi kunjungan mal pun meningkat dibandingkan pandemi. Sebelum pandemi Covid-19, durasi kunjungan pada mal bisa mencapai dua bahkan lebih dari tiga jam. Namun, selama pandemi Covid-19 turun menjadi kurang dari satu jam.
Hal tersebut dinilai karena masyarakat tidak mau berlama-lama di pusat perbelanjaan. Sehingga mereka hanya sekadar datang untuk belanja kebutuhan, lalu pulang guna mengurangi resiko. Namun, sejak 2022 hingga saat ini, durasi kunjungan masyarakat yang berkunjung ke mal sudah meningkat lebih dari dua jam.
Alphonzus mengatakan, tingginya tingkat kunjungan pusat perbelanjaan terjadi karena masyarakat sudah merasa bosan dan tidak bisa bepergian sejak pandemi. Saat ini, masyarakat memilih untuk berinteraksi sosial secara langsung.
“Masyarakat Indonesia memiliki budaya berkumpul baik bersama keluarga maupun teman, tentu mereka akan memanfaatkan momen ini untuk bisa berbelanja ke pusat perbelanjaan secara langsung," ujar Alphonzus.
Dia juga mengatakan, pusat perbelanjaan menjadi salah satu tempat untuk memfasilitasi keperluan berinteraksi bersama keluarga atau teman-teman. Dengan demikian, tidak heran jika okupansi belanja masyarakat ke pusat perbelanjaan terus meningkat.
Menurut data APPBI, terdapat 96 mal yang beroperasi di ibu kota hingga 24 November 2022. Jakarta Selatan tercatat memiliki jumlah mal paling banyak di ibu kota. Jumlahnya mencapai 28 unit.
Berikutnya, Jakarta Pusat tercatat memiliki 22 unit mal di wilayahnya. Kemudian, Jakarta Utara dan Jakarta Barat masing-masing memiliki 18 unit mal dan 16 unit mal.