Marak Thrifting, Toko Online yang Jual Baju Bekas Impor Akan Ditutup

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/hp
Warga menggunakan perangkat elektronik untuk berbelanja daring di salah satu situs belanja daring di Bogor, Jawa Barat, Senin (26/4/2021).
13/3/2023, 19.24 WIB

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah atau Kemenkop UKM menyatakan penjualan baju bekas atau thrifting impor marak dilakukan di marketplace atau e-commerce.  Oleh sebab itu, Menterin Koperasi dan UKM, Teten Masduki akan menegur marketplace dan meminta mereka menutup toko online atau daring yang menjual baju bekas impor.

“Nanti e-commerce pasti kita akan tegur dan tindak lanjuti kalau menjual produk impor barang bekas ilegal, tapi kalau untuk media sosial agak sulit dihentikan” ujar MenkopUKM Teten Masduki dalam diskusi bersama wartawan di kantor KemenkopUKM Jakarta, Senin (13/3).

Teten mengatakan, penjualan pakaian bekas dilakukan secara terang-terangan di situs belanja online atau marketplace. Adanya fenomena thrifting masuk secara ilegal ke Indonesia.

Produk yang dijual di antaranya baju, tas, sepatu dan lain sebagainya. Fenomena tersebut berdampak pada menurunnya permintaan terhadap industri tekstil dan produk tekstil serta alas kaki dalam negeri.

Lewat Jalur Tikus

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Usaha Kecil Menengah Kemenkop UKM, Hanung Harimba Rachman mengatakan produk-produk barang bekas impor tersebut ilegal karena masuk ke Indonesia melalui jalur-jalur tikus. Oleh sebab itu, pihaknya akan terus melakukan pengawasan terhadap barang-barang yang akan masuk ke Tanah Air.

"Jadi mungkin nanti teman-teman bea cukai bisa melakukan intensifikasi lah, dan juga selain itu bisa juga dilakukan penelusuran saja dari penjual yang ada di Indonesia. Bisa dicari tau impornya dari mana, kan mudah ditelusuri sebenarnya," ujarnya

Hanung mengatakan, pihaknya akan terus menghimbau e-commerce atau marketplace untuk bijak dengan mematuhi peraturan pelarangan penjualan barang bekas impor ilegal. Pemerintah juga akan menutup toko online yang masih bandel menjual thrifting.

“Kita akan imbau lah teman-teman di e-commerce, untuk hal-hal semacam itu bisa ditutupkan, karena mereka kan punya komitmen untuk mematuhi kebijakan dari pemerintah, mereka seharusnya punya komitmen itu,” ujar Hanung.

Mengutip data ekspor-impor BPS, nilai impor baju bekas meroket 607,6% (yoy) pada Januari-September 2022. Besarnya nilai impor baju bekas ini bahkan mengalahkan nilai impor pakaian dan aksesorisnya (rajutan) serta pakaian dan aksesorisnya (non-rajutan). Nilai impor kedua produk itu malah mengalami penurunan.

Reporter: Nadya Zahira