Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, dirinya didorong untuk melihat pasar Afrika, usai hadir dalam rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo. Hal ini seiring dengan pemenuhan kebutuhan pangan khususnya pasokan daging di Indonesia.
"Perdagangan south to south salah satu yang mendukung trade surplus Indonesia, seperti dengan India, Pakistan, dan Bangladesh serta Afrika," kata Erick di Jakarta, Senin (27/3).
Menurut Erick keempat negara tersebut merupakan pangsa yang besar, namun saingannya sangat berat. Dia menegaskan untuk menjaga persaingan tesebut, sehingga Indonesia sebagai penyelenggara G20 tidak sia-sia.
Dirinya mengatakan, Indonesia diharapkan pemerintah untuk menjadi lokomotif ketika masuk ke pangsa pasar baru dan menjadi bagian dari pertumbuhan ekonomi. Erick turut menyampaikan minggu depan dirinya akan rapat sebab Presiden Jokowi ada agenda kunjungan ke enam negara, salah satunya Afrika.
"Saat ini BUMN mulai berhitung ulang mana yang baik dan mana yang tidak baik, yang tidak sudah saya tolak tadi. Kalau yang baik, ada kesempatan untuk memperbaiki supply chain kita, kenapa tidak. Mereka (Afrika) ada surplus daging," katanya.
Erick menyampaikan siap untuk bekerjasama dengan Afrika untuk memperbaiki supply chain di Indonesia. "Dua ratus juta penduduk indonesia perlu kepastian pangan, energi, dan ini mejadi isu terus kedepannya," katanya.
Sebelumnya Kepala Badan Pangan Nasional atau Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, optimalisasi stok daging dalam negeri tetap menjadi prioritas untuk memenuhi lonjakan permintaan daging jelang puasa dan lebaran tahun ini.
Selain itu, pemerintah juga telah menyiapkan opsi pengadaan dari luar, mengingat berdasarkan Prognosa Neraca Pangan yang disusun Bapanas, stok awal daging nasional di Januari 2023 sebesar 56 ribu ton, sementara rata-rata kebutuhan daging nasional per bulan sebesar 67 ribu ton.
“Dari penghitungan neraca tersebut tentunya stok daging untuk memenuhi kebutuhan puasa dan lebaran harus di top up agar dapat memenuhi lonjakan permintaan dan kebutuhan setelahnya,” ujar Arief melalui keterangan resmi, yang dikutip Senin (20/2).
Arief menuturkan, pihaknya juga telah menyampaikan permintaan agar Menteri BUMN menugaskan ID FOOD untuk melakukan pengadaan daging sapi.
"Kita juga sudah minta Bulog untuk pengadaan daging kerbau,” ujarnya.
Adapun, Perum Bulog mengimpor 20 ribu ton daging kerbau India untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan dan lebaran 2023. Daging kerbau impor tersebut diperkirakan tiba di Indonesia pada Akhir Maret atau Awal April 2023.
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaluddin Iqbal mengatakan, Perum Bulog diberikan kuota untuk impor daging kerbau dari India sebanyak 100 ribu ton untuk selama 2023.
"Kurang lebih sebanyak 20 ribu ton jatah daging kerbau impor tersebut untuk keperluan Ramadan hingga Lebaran 2023 nanti, yang akan datang pada akhir Maret atau awal April," ujarnya kepada Katadata.co.id, Jumat (24/3).