Dia mencontohkan, beberapa produk yang tidak bisa diproduksi di Indonesia karena keterbatasan teknologi dan bahan misalnya komponen produk jam tangan Eiger atau pelengkap untuk mendaki gunung, carabiner, dan lain sebagainya.

"Produk tersebut diakui memang tidak 100% buatan dalam negeri," ungkapnya.

Selain itu, dia mengungkapkan, jumlah produk Eiger yang disuplai dari pemasok luar negeri jumlahnya masih minoritas. Namun, standar prosedur Eiger tetap memprioritaskan pemasok dari dalam negeri, dengan kualitas dan standarisasi yang baik, sejak proses produksi hingga limbah sisa produksi.

Meski Eiger sebagian diimpor, Shulhan mengatakan, jumlah produk yang dihasilkan dari bahan dan teknologi luar itu masih sangat kecil. Mayoritas produk yang dijual Eiger tetap lebih banyak dari dalam negeri. 

"Jadi kalau produk impor kebanyakan adalah untuk aksesoris atau pelengkap. Karena kami pastikan mayoritas produk Eiger adalah hasil karya anak bangsa," kata dia.

Sementara untuk pemasok, pabrik Eiger tersebar di seluruh Indonesia juga dari pemasok di beberapa negara lain, namun tentunya dengan beberapa pertimbangan.

Halaman:
Reporter: Nadya Zahira