Satuan Tugas atau Satgas Pangan Polri menduga melambungnya harga bawang putih disebabkan karena adanya penimbunan ataupun penyelundupan. Hal inilah yang membuat ketersediaan komoditas tersebut menjadi sedikit, sehingga harganya mahal di pasaran.
Wakil Kepala Satgas Pangan Polri, Helfi Assegaf, mengatakan, Polri tengah intensif melakukan pengawasan dan penindakan terhadap indikasi penimbunan. Hal itu perlu dilakukan agar ketersediaan bawang putih di Indonesia dapat terjangkau.
Helfi mengatakan, Polri telah menindak beberapa temuan mafia yang melakukan penimbunan atau penyelundupan bawang putih pada 2021-2022. Namun pada 2023, pihaknya belum lagi menemukan temuan baru serta ada laporan terkait permasalahan tersebut.
"Untuk tahun 2023, Satgas Pangan sampai dengan saat ini belum menemukan adanya penyelundupan bawang putih, dan tidak ada laporan juga. Tapi di tahun 2021-2022 ada," ujar Helfi kepada awak media di Jakarta, Kamis (25/5).
Dia mengatakan Polri terus memantau dan memonitor untuk memastikan keberadaan penyelundupan dan penimbunan pada bawang putih tersebut. Terlebih harga bawang putih saat ini melabung mencapai lebih dari Rp 40.000 per kg.
"Kami masih mencari penyebab harga bawang putih mahal, jadi jangan sampai ada penumpukan di gudang. Makanya, anggota kami mengecek ke gudang-gudang," ujarnya.
Dia mengatakan, melonjaknya harga bawang putih disebabkan karena ketersediaannya yang sangat sedikit namun permintaan terus meningkat.
"Memang untuk bawang putih stoknya selalu kurang dan masih menunggu barang dari luar, sementara realisasi impor masih menunggu beberapa hal, mudah-mudahan bisa cepat direalisasikan," kata dia.
Ada Kartel Mafia
Ketua bidang Pertanian, Perkebunan dan Peternakan BPP Hipmi M Hadi Nainggolan mengatakan, tata niaga impor bawang putih ini sangat tidak sehat dan benar-benar sudah dikuasai oleh para kartel mafia.
“Hanya segelintir perusahaan dan saling memiliki keterkaitan yang bisa menikmati kuota impor bawang putih”, ujar Hadi melalui keterangan resminya, Jumat (26/5).
Oleh sebab itu, Hadi meminta pemerintah segera mengambil tindakan tegas agar tata niaga impor bawang putih bisa berjalan sehat dan kompetitif. Menurutnya, harga bawang putih dan komoditas hortikultura lain yang sering mahal dan menyebabkan inflasi adalah permainan kartel mafia impor bawang putih.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume produksi bawang putih Indonesia pada 2022 mencapai 30.194 ton. Produksinya berkurang 33% dibanding 2021 (year-on-year/yoy), serta jauh lebih rendah dari kebutuhan bawang putih nasional yang kisarannya 500.000 ton per tahun, bahkan lebih.
Sepanjang 2022, hanya ada 17 provinsi yang memproduksi bawang putih di Indonesia. Jawa Tengah menjadi daerah penghasil bawang putih terbesar, dengan produksi 21.293 ton atau 71% dari total produksi nasional.