Kalah dari Vietnam, Perdagangan RI dengan Arab Saudi Masih Minim
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan realisasi nilai perdagangan Indonesia dengan Arab Saudi masih minim. Nilai tersebut kalah dibandingkan tingkat perdagangan Arab Saudi dengan Vietnam, atau negara lainnya seperti Thailand dan Tiongkok.
"Orang AS, Eropa, Tiongkok, Vietnam, Thailand banyak yang berbisnis dengan Arab Saudi, kok pengusaha besar Indonesia tidak ada?" kata pria yang akrab disapa Zulhas tersebut dalam acara Indonesia-Saudi Arabia Business Forum and Networking di Jakarta, Selasa (30/5).
Zulkifli mengatakan, Indonesia memiliki banyak hambatan perdagangan dengan Arab Saudi. Padahal, hubungan perdagangan Indonesia dengan Arab Saudi terbangun sejak 28 tahun lalu.
Untuk mengatasi hambatan tersebut, Zulhas mengatakan, Kementerian Perdagangan atau Kemendag menyelenggarakan Forum Bisnis Indonesia-Arab Saudi di Jakarta pada Selasa malam (30/5). Agenda tersebut akan mempertemukan pelaku usaa kedua negara.
"Kami berharap ini bisa menjadi ice breaking, untuk memecahkan kebuntuan dari masalah ini," ujar Zulhas.
Undang Pengusaha Saudi
Dalam pertemuan tersebut, Zulhas mengundang sejumlah pengusaha Arab Saudi di antaranya pemilik dari Makkah Mall dan Jeddah Mall. Zulhas juga mengundang pengusaha taipan Indonesia seperti pemilik Transmart Chairul Tanjung.
Dia berharap, pengusaha ritel dari kedua negara dapat langsung bermitra. Hal itu diharapkan dapat mengembangkan perdagangan kedua negara.
"Itulah gunanya yang besar-besar kita pertemukan, sehingga mereka bisa langsung bekerjasama, bisa langsung berbuat sesuatu yang positif untuk kebaikan kedua negara," kata dia.
Perdagangan Indonesia Selalu Defisit dengan Arab Saudi
Berdasarkan data Comtrade, nilai perdagangan Indonesia-Arab Saudi mencapai US$5,55 miliar atau setara Rp79 triliun (dengan kurs Rp14.269 per dolar AS) pada 2021. Nilai ini meningkat 40,4% dibanding tahun 2020 yang hanya sebesar US$3,95 miliar.
Ekspor Indonesia ke Arab Saudi pada 2021 mencapai US$1,58 miliar. Namun, impor Indonesia dari Arab Saudi mencapai US$3,97 miliar. Alhasil, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit US$2,38 miliar atau setara Rp34 triliun.
Jika dirunut ke belakang, defisit neraca perdagangan dengan Arab Saudi ini selalu dialami Indonesia dalam 28 tahun terakhir, seperti terlihat pada grafik.
Defisit perdagangan Indonesia dengan Arab Saudi terdalam mencapai US$4,7 miliar pada 2013. Adapun lebarnya defisit neraca perdagangan ini terjadi akibat besarnya impor minyak.