Investasi pengembangan Kawasan Rempang mencapai Rp 381 triliun. Pembangunan kawasan ini diharapkan dapat menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 308.000 orang hingga 2080.
Untuk mewujudkan target investasi tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan Rapat Koordinasi Monitoring Perkembangan Investasi Kawasan Rempang pada Rabu (12/7) di Kantor Kemenko Perekonomian.
"Koordinasi tersebut dilakukan sebagai upaya dalam melakukan percepatan investasi dan penyelesaian isu strategis secara menyeluruh dan sesuai dengan peraturan yang berlaku," kata Airlangga melalui siaran pers yang disampaikan Kemenko Perekonomian, Jumat (14/7).
Sebagai informasi, Program Pengembangan Kawasan Rempang telah diluncurkan pada 12 April 2023. Kawasan ini dibangun di Pulau Rempang dengan luas kurang-lebih 165 km&³2; yang termasuk wilayah pemerintahan kota Batam, provinsi Kepulauan Riau
Kawasan ini dibangun untuk mendukung Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam dan dikembangkan oleh PT Makmur Elok Graha atau PT MEG.
Berdasarkan rencana pengembangan, terdapat sejumlah sektor strategis yang akan dibangun yaitu:
1. Sektor pariwisata
2. Sektor Energi Baru Terbarukan
3. Sektor perdagangan dan jasa
4. Sektor transportasi
5. Sektor perumahan yang seluruhnya mengoptimalkan ruang terbuka hijau.
Airlangga mengatakan, rencana Pengembangan Kawasan Pulau Rempang ini diharapkan dapat berjalan sesuai target yang telah ditetapkan dan mampu memberikan spillover effect kepada kawasan – kawasan lain di sekitarnya. Letak Pulau Batam yang berdekatan dengan Singapura dan Malaysia diharapkan dapat meningkatkan daya saing Indonesia di kawasan Asia Tenggara.
"Hal ini didukung juga dengan pelaksanaan kerja sama ekonomi Sub regional IMT-GT untuk mendukung pengembangan Batam sebagai Green City," kata Airlangga.
Pembangunan kawasan ini diharapkan dapat menunjukkan daya saing Kawasan Strategis Ekonomi Indonesia yang semakin menguat dan mendukung produktivitas ekonomi di negara ASEAN lainnya.
Airlangga menambahkan, rencana investasi tersebut diharapkan dapat menjadi katalis dalam upaya percepatan implementasi investasi di KPBPB Batam, Bintan, dan Karimun. "
Selain itu, investasi ini diharapkan dapat memicu kembali semangat pertumbuhan ekonomi dengan kerja sama dan koordinasi yang baik antar lembaga terkait," ujarnya.