Kebutuhan Air di IKN Dipasok dari Empat Bendungan, Ini Daftarnya

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/nym.
Foto udara suasana pembangunan Bendungan Sepaku Semoi, di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (21/2/2023). Menurut Kasatgas Pembangunan Bendungan Sepaku Semoi Zulyadi, progres bendungan per 21 Februari 2023 telah mencapai 84,4 persen dan ditargetkan selesai pada April 2023, sementara untuk penggenangan air bendungan akan dilaksanakan pada Mei-Juni 2023 yang berfungsi sebagai pasokan air baku ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
20/7/2023, 11.48 WIB

Otorita Ibu Kota Nusantara menyebut sumber air untuk memenuhi kebutuhan penduduk Ibu Kota Nusantara atau IKN dipasok dari empat bendungan yang sedang dalam tahap pembangunan.

Direktur Sarana dan Prasarana Dasar OIKN, Agus Ahyar, mengatakan IKN merupakan kota yang menerapkan sponge city.

"Artinya, air hujan akan langsung terserap ke tanah dan diolah sehingga bisa menambah pasokan selain dari bendungan, waduk, maupun embung," ujar Ahyar dikutip dari Antara, Kamis (20/7).

Adapun empat bedungan yang memasok air di IKN adalah:

1. Bendungan Sepaku Semoi

Bendungan Sepaku Semoi terletak di Desa Argomulyo dan Suko Mulyo di Kecamatan Sepaku dengan produksi air baku sebanyak 2.500 liter per detik.

2. Bendungan Batu Lepek

 Bendungan Batu Lepek terletak di Desa Jonggon, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara. Bendungan ini mampu memproduksi air baku mencapai 4.300 liter per detik.

3. Bendungan Sumber Daya Air IKN Barat

Bendungan Sumber Daya Air IKN Barat di Kelurahan Sepaku dan Desa Sukaraja, Kecamatan Sepaku, yang mampu menghasilkan air baku mencapai 5.710 liter per detik.

4. Bendungan Sumber Daya Air IKN Selatan

Bendungan Sumber Daya Air IKN Selatan di Desa Pemaluan, Kecamatan Sepaku, dengan produksi air baku sebanyak 1.650 liter per detik.

Drainase Ramah Lingkungan

Untuk mengelola air hujan berlebih, IKN menerapkan berbagai metode, di antaranya dengan menampung melalui bak tandon air untuk langsung bisa digunakan. Selain itu, air hujan juga masuk dalam tampungan buatan atau badan air alamiah.

"Air hujan itu kemudian mengalir ke "riparian" terdekat untuk mengurangi beban sungai di hilir, termasuk memelihara sistem yang diterapkan tersebut agar selalu berdaya guna dan berkelanjutan," kata Agus, 

Ahyar mengatakan,  pengembangan IKN akan membuat banyak lahan yang dibangun menjadi jalan, area parkir, dan berbagai bangunan lain dengan alas semen yang dipastikan air hujan tidak bisa langsung meresap ke tanah.

"Untuk itu, disiapkan sistem dranase low impact development yang mampu menahan limpasan air hujan, sehingga dapat meresap dalam tanah sekaligus menambah cadangan akuifer, bahkan dapat memfilter air hujan dan polutan dari limpasan permukaan," kata Ahyar.