Dubes Indonesia untuk Iran sebut RI Siap Tingkatkan Hubungan Dagang
Mengirimkan pesan ucapan selamat kepada Hossein Selahvarzi usai terpilih sebagai Kepala Kamar Dagang, Industri, Pertambangan dan Pertanian Iran (Iran Chamber of Commerce, Industries, Mines & Agriculture/ICCIMA), Duta Besar Indonesia untuk Iran Ronny Prasetyo Yuliantoro menyatakan kesiapan Indonesia untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan Iran.
"Saya yakin pengalaman Anda dalam posisi penting ini akan menjadi aset berharga untuk mencapai tujuan dan aspirasi pemerintah Anda dan akan membantu mengembangkan kerja sama dengan negara-negara sahabat," kata Yuliantoro dalam pesannya, dikutip dari Tehran Times, Minggu (23/7).
Dalam pertemuan dengan Mehdi Zeyghami, penjabat kepala Organisasi Promosi Perdagangan Iran (TPO), di tempat organisasi awal bulan ini, Ronny mengatakan bahwa perjanjian perdagangan preferensial (Preferential Trade Agreement/PTA) penting untuk pengembangan perdagangan antara Iran dan Indonesia.
Ia menambahkan, bahwa Indonesia tengah mempelajari paket yang diusulkan oleh Iran, dan menyatakan harapan bahwa PTA antara kedua negara akan segera diselesaikan, karena perjanjian ini sangat penting untuk akses para pihak ke pasar masing-masing.
Dalam pertemuan tersebut, Duta Besar Indonesia mengundang pengusaha Iran untuk menghadiri pameran internasional Indonesia dan mengatakan, bahwa pameran perdagangan terbesar di Indonesia akan diadakan pada bulan Oktober mendatang siap menyambut para pengusaha Iran sebagai peserta dan pengunjung.
Kepala TPO, pada bagiannya, menyambut baik masalah ini dan merujuk pada pengiriman dan penerimaan delegasi perdagangan dan kehadiran aktif di pameran negara target sebagai prioritas organisasi ini.
Mengacu pada hubungan yang luas antara Iran dan Indonesia dari masa lalu hingga saat ini, Zeyghami mengangkat isu perjanjian perdagangan barter antara kedua negara dan mengatakan perjanjian ini dapat mengembangkan perdagangan antara kedua belah pihak.
Dalam beberapa tahun terakhir, Iran telah mulai menandatangani perjanjian perdagangan preferensial dengan negara lain untuk memperluas hubungan ekonominya melalui pengurangan tarif tarif.
Sebuah contoh yang jelas dari kebijakan ini, adalah perjanjian perdagangan dengan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) dan Pakistan, berdasarkan mereka tarif nol harus diterapkan pada setidaknya 100 item. Iran juga menandatangani PTA dengan Indonesia pada 23 Mei saat Presiden Ebrahim Raisi berkunjung ke Indonesia.
Sebagai informasi, nilai perdagangan antara Iran dan Indonesia mencapai hampir US$ 1 miliar pada 20 Maret lalu. Dari jumlah tersebut, sebanyak US$ 847 juta merupakan bagian dari ekspor Iran ke Indonesia, dan US$ 119 juta merupakan bagian dari ekspor Indonesia ke Iran.