Indeks Kepercayaan Industri Juli 2023 Turun, 7 Subsektor Terkontraksi

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.
Pekerja menyelesaikan produksi tas di pabrik milik PT Eksonindo Multi Product Industry (EMPI) di Katapang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/62023).
Penulis: Nadya Zahira
Editor: Yuliawati
31/7/2023, 16.33 WIB

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin mencatat Indeks Kepercayaan Industri atau IKI pada Juli 2023 mencapai 53,31. Angka tersebut turun 0,62 poin dibandingkan satu bulan sebelumnya sebesar 53,94.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif mengatakan penurunan skor IKI pada Juli 2023 ini karena ada tujuh subsektor yang mengalami kontraksi atau sebesar 16,9%.

Hendri menyebutkan tujuh subsektor yang mengalami ekspansi tersebut yakni subsektor pakaian jadi, logam dasar, subsektor barang kayu dan gabus. Selanjutnya subsektor barang galian bukan logam, subsektor pemasangan alat, subsektor tekstil hingga subsektor pengolahan lainnya.

Namun, secara umum IKI pada Juli ini nilainya masih ekspansif. Dia mengatakan, kinerja IKI pada Juli hanya lebih lambat dari Juni 2023 tetapi lebih baik dibanding bulan lainnya sejak rilis IKI pertama pada November 2022.

“Artinya, ada beberapa subsektor di bulan Juli ini mengalami kontraksi tapi IKI masih ekspansif,” ujar Febri dalam Konferensi Pers Rilis IKI Juli 2023, di Gedung Kemenperin, Jakarta, Senin (31/7).

Selain itu, Febri menyebutkan nilai IKI pada Juni memang lebih besar dibandingkan pada Juli 2023. Hal ini karena IKI Juli mengalami kenaikan indeks yang cukup tinggi ditopang oleh industri makanan dan minuman, hingga otomotif.

Febri mengatakan subsektor yang mengalami ekspansi pada IKI Juli 2023 sebanyak 16 subsektor dengan porsi Produk Domestik Bruto atau PDB sebesar 83,1%. Subsektor ini di antaranya industri alas kaki, makanan dan minuman, serta bahan kimia dan barang dari bahan kimia.

Ada tiga subsektor yang paling berkontribusi besar. "Dari 16 industri yang dibina oleh Kemenperin, ada tiga subsektor yang performanya paling kinclong, yaitu industri otomotif yang paling bagus, kemudian industri makanan dan industri minuman," ujar Febri.

Kenaikan IKI di bulan Juli ini juga disebabkan oleh seluruh indeks variabel pembentuk IKI mengalami ekspansi pada Juni 2023. Salah satunya pada variabel persediaan produk dari 50,34 menjadi naik 50,44. “Jadi angka tersebut naik 0,10 poin,” kata dia.

Dalam riset IKI ini, persentase pelaku usaha yang menganggap kondisi kegiatan usahanya meningkat mencapai 32,0% lebih tinggi dari persentase pelaku usaha yang menyatakan kondisi usahanya menurun sebesar 22,6%.

Dia mengatakan, sedangkan pelaku usaha yang menyatakan kondisi usahanya stabil pada bulan Juli 2023 sebesar 45,4% naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 45,2%.

“Mayoritas responden yang menjawab optimis menyampaikan keyakinannya akan kondisi pasar yang akan membaik, dan kepercayaannya karena kebijakan pemerintah pusat yang lebih baik," kata dia.

Kementerian Perindustrian meluncurkan IKI mulai 30 November 2022. IKI akan diumumkan setiap akhir bulan. Selain itu, pemangku kebijakan kerap menggunakan Purchasing Managers Index atau PMI Manufaktur dan Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia.

IKI memiliki keunggulan karena jumlah responden lebih banyak yaitu 2.000 responden. PMI S&P Global hanya melibatkan 400 responden dan PMI hanya melibatkan 600 responden.

IKI juga memiliki subsektor lebih rinci yaitu melibatkan 23 subsektor industri dan dikeluarkan setiap bulan. Sedangkan PMI melibatkan 8 sub sektor industri, yang dikeluarkan setiap triwulanan.

Reporter: Nadya Zahira