Strategi Baru Turunkan Harga Beras: Gelontorkan Stok di Penggilingan
Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi menyiapkan strategi untuk menekan harga beras yang masih tinggi meski sempat menurun pekan ini. Salah satu caranya adalah menggelontorkan beras komersial milik Perum Bulog ke penggiling padi.
Arief menjelaskan beras komersial Bulog tersebut pada akhirnya akan kembali dijual secara komersial oleh perusahaan penggiling padi. Selain menekan harga beras, Arief menilai strategi tersebut dapat mempercepat distribusi beras di lapangan.
"Jadi, Pak Presiden sampaikan. sebaiknya stoknya itu tidak di gudang Bulog, tapi dilepas ke pasar secepatnya," kata Arief dalam keterangan resmi, Selasa (10/10).
Adapun Perum Bulog memiliki dua jenis beras, yakni Cadangan Beras Pemerintah dan beras komersial. CBP adalah beras yang dibeli Bulog berdasarkan Harga Pembelian Pemerintah dan dilepas untuk stabilisasi pasar. Sementara itu, beras komersial adalah beras yang dibeli dan dijual dengan harga komersil. Pembelian beras komersial oleh Bulog umumnya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Arief menekankan, proses distribusi beras ke pasar terus dilakukan. Ia berpendapat kegiatan tersebut akhirnya dapat menyeimbangkan harga gabah petani dan harga beras di tingkat konsumen.
"Yang pasti akan ada tambahan importasi dan produksi dalam negeri. Nanti kita lihat sama-sama karena baru sampai November," katanya.
Berdasarkan paparan Badan Pangan Nasional, stok beras Bulog mencapai 1,7 juta ton per 6 Oktober 2023. Jumlah beras komersial dari stok tersebut mencapai 74.600 ton atau 4,37%. Sebanyak 1,5 juta ton dari stok beras bulog tercatat berasal dari beras impor. Beras impor yang benar-benar ada di gudang Bulog saat ini sejumlah 669.036 ton, sedangkan 836.937 ton masih dalam perjalanan.
Arief mengatakan pemerintah akan kembali melakukan impor beras per Desember 2023 untuk menjaga tingkat stok Bulog,. "Tapi yang jelas sebelum beras Bulog keluar semua kita sudah ganjel dulu stok bulog supaya stok Bulog bisa selalu diatas 1 juta ton," katanya.
Ia mengatakan, Indonesia telah meneken kontrak pembelian beras kepada Kamboja, Vietnam dan Thailand. Menurutnya, beras impor yang masuk pada Desember 2023 mencapai 600.000 ton dari total tambahan kuota 1,5 juta ton. Dmayoritas beras impor akan datang dari Vietnam dan Thailand, sedangkan beras dari Kamboja yang bakal masuk hingga akhir tahun diprediksi sekitar 10 ribu ton.