Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) menyebut akar kenaikan harga cabai rawit merah saat ini adalah minimnya produksi. Tren penurunan produksi akan berlanjut hingga akhir tahun ini.
Hal tersebut membuat harga cabai rawit merah di pasar induk meningkat hingga Rp 70 ribu per kilogram. "Sehingga di pasar eceran ada cabai rawit merah yang dijual Rp 80 ribu per kg, bahkan di beberapa daerah sampai Rp 100 ribu per kg," kata Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan NFA Maino Dwi Hartono kepada Katadata.co.id, Rabu (8/11).
Penurunan volume produksi pada tiga bulan terakhir 2023 cukup signifikan. Hal tersebut membuat pasokan cabai rawit merah ke pasar induk susut dari 32 ton per hari menjadi hanya 30 ton per hari.
Kondisi kenaikan harga ekstrem, menurut Maino, hanya terjadi pada cabai rawit merah. Untuk jenis cabai lain juga mengalami kenaikkan harga, tapi masih dalam taraf normal.
Bapanas mendata rata-rata nasional harga cabai merah keriting telah mencapai Rp 59.690 pada hari ini, Rabu (8/11). Angka tersebut tercatat naik Rp 6.700 atau 12,64% selama sepekan terakhir.
Rata-rata nasional harga cabai rawit merah adalah Rp 71.660 per kg pada hari ini. Angkanya naik Rp 4.740 atau 7,08% selama tujuh hari terakhir.
Harga cabai rawit merah tertinggi ditemukan di Kepulauan Bangka Belitung atau hingga Rp 110 ribu per kg. Harga terendah ada di Nusa Tenggara Timur, yakni, Rp 43.570 per kg.
Untuk menekan harga cabai rawit merah, pemerintah akan memberikan subsidi transportasi. "Jadi, harga cabai rawit merah di Sulawesi Selatan Rp 50 ribu per kg. Kami bantu transportasinya sehingga sampai di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, harganya murah," ujar Maino.
Subsidi transportasi dapat membuat harga cabai rawit merah di tingkat konsumen maksimal Rp 65 ribu per kg. Maino mengatakan mekanisme tersebut telah mempertimbangkan margin untuk pedagang induk maupun eceran.
Di sisi lain, Maino mengatakan Kementerian Pertanian akan melakukan program serupa, yakni memobilisasi hasil produksi dari kelompok tani cabai unggulan di beberapa daerah. Daerah tersebut adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Barat. Seluruh wilayah tersebut akan mengirimkan produknya ke Jakarta.