Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menargetkan tahun depan akan ada investor asing yang menanamkan modalnya secara langsung. Artinya, para investor ini tidak masuk ke Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara bekerja sama dengan perusahaan domestik.
Saat ini ada tiga investor luar negeri yang sudah masuk dalam fase studi kelayakan. Ketiganya adalah CITIC Construction (Cina), Maxim (Malaysia), dan IJM (Malaysia).
“Di 2024 kita akan lihat apakah investor Tiongkok atau Malaysia duluan yang masuk direct dengan skema KPBU (kerja sama pemerintah dan badan usaha),” kata Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi OIKN Agung Wicaksono dalam konferensi persnya, Jumat (15/12).
Ketiga investor tersebut masing-masing akan membangun perumahan aparatur sipil negara (ASN). CITIC berencana membangun 60 tower, Maxim 10 tower, dan IJM 20 tower hunian ASN.
Ia tidak menyebut berapa nilai proyek-proyek tersebut. Namun, apabila sudah menyelesaikan studi kelayakan, OIKN akan melakukan evaluasi. “Setelah itu tender. Tapi para pemrakarsa akan punya hak istimewa,” ucapnya.
Sebagai informasi, investor asing sebenarnya telah masuk dalam beberapa proyek IKN Nusantara tapi bekerja sama dengan perusahaan domestik. Agung mencontohkan proyek Rumah Sakit Mayapada bekerja sama dengan Apollo Hospital asal India.
Lalu, Hotel Nusantara bermitra dengan Swissotel dari Swiss. Ada pula pusat pelatihan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia alias PSSI yang bekerja sama dengan induk organisasi sepak bola dunia, FIFA.
Agung mengakui memang saat ini investor domestik yang lebih banyak masuk ke IKN Nusantara. Hal ini terlihat dari 318 surat pernyataan minat atau letter of intent (LoI), lebih dari setengahnya atau 187 surat dari investor dalam negeri.
Investor domestik yang masuk IKN, menurut dia, memiliki sejumlah keunggulan, selain pengalaman di bidangnya. “Kami memilih investor domestik yang qualified, bonafide, dan geraknya sat-set-sat-set,” katanya.
Sebanyak 45% total LoI tersebut merupakan investor asing. Yang tertinggi berasal dari Singapura sebanyak 28 LoI. Berikutnya adalah Jepang, Tiongkok, Malaysia, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Eropa.