PT Kereta Commuter Indonesia atau KCI menemukan, mayoritas transaksi pembayaran nontunai masih menggunakan Kartu Multi Trip besutan perseroan. Transaksi nontunai kereta api lokal saat ini hanya bisa digunakan di dua daerah, yakni Commuter Jabodetabek dan Commuter Yogyakarta.
Direktur Utama KCI Asdo Artrivianto memaparkan, volume transaksi pembayaran nontunai sepanjang 2023 mencapai 297 juta. Adapun transaksi pembayaran nontunai di KCI dapat menggunakan tiga cara, yakni kartu uang elektronik yang diterbitkan bank, KMT, dan Gojek.
Asdo menunjukkan, transaksi nontunai di wilayah Commuter Jabodetabek dan Commuter Yogyakarta didominasi oleh KMT atau hingga 57% di Commuter Jabodetabek dan 52% di Commuter Yogyakarta. Secara agregat, total penggunaan KMT pada 2023 mencapai 57,06% atau lebih dari 170 juta transaksi.
"Kenapa orang lebih suka menggunakan KMT? Karena tidak ada biaya seperti kartu uang elektronik perbankan," kata Asdo dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (11/1).
Total transaksi yang menggunakan kartu elektronik besutan bank mencapai 37,05% atau 110 juta transaksi. Asdo mencatat, ada empat bank yang menerbitkan uang kartu elektronik, yakni PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan PT Bank DKI khusus di Commuter Jabodetabek.
Uang kartu elektronik terbitan Bank Mandiri mendominasi dibandingkan bank lainnya. Kontribusi transaksi dengan uang kartu elektronik Bank Mandiri di Commuter Jabodetabek mencapai 20%, sedangkan di Commuter Yogyakarta hingga 14%.
Gojek menyediakan fitur pembelian tiket kereta commuter dalam aplikasinya, yaki Go Transit. Secara agregat, transaksi dalam dara tersebut mencapai 5,89% atau 17 juta transaksi.
Transaksi dengan Go Transit tercatat menduduki posisi kedua di Commuter Yogyakarta setelah KMT, yakni hingga 21%. Namun kontribusi Go Transit dalam Commuter Jabodetabek hanya 5%.
Asdo menyampaikan, telah menerima instruksi Presiden Joko Widodo untuk mengintegrasikan transportasi perkeretaapian, khususnya di Jabodetabek. Menurutnya, penerbitan KMT adalah langkah yang dipilih oleh KCI lantaran KMT dapat digunakan saat menggunakan Trans Jakarta, MRT, dan LRT selain di kereta commuter.
"Jadi, kami menginisiasi lebih dulu dengan card managementnya dan bisa digunakan pada transportasi lainnya dengna sistem settlement yang otomatis," katanya.