Profil Bendungan Raksasa Cipanas: Dibangun 7 Tahun, Telan Biaya Rp 2 T

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.
Foto udara proyek Bendungan Cipanas di Ujung Jaya, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Selasa (21/7/2020). Pemerintah menargetkan pembangunan Bendungan Cipanas yang merupakan proyek strategis nasional dengan volume tampungan air sebesar 250 juta meter kubik tersebut akan rampung pada 2022 mendatang.
Penulis: Agustiyanti
11/1/2024, 15.39 WIB

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR telah merampungkan pembangunan Bendungan Cipanas, Sumedang, Jawa Barat yang menelan biaya hingga Rp 2,06 triliun. Proyek Strategis Nasional ini dibangun sejak November 2016 dan baru rampung pada Desember 2023. 

"Pembangunan infrastruktur seperti bendungan akan memberikan kontribusi pada ketahanan air, pangan dan energi, serta memberi ruang pertumbuhan ekonomi," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, di Jakarta, Kamis (11/1), seperti dikutip dari Antara. 

Menurut Basuki, bendungan ini  juga dapat menjadi ikon atau landmark kawasan, sehingga mampu membangkitkan destinasi wisata baru dan memicu pertumbuhan ekonomi lokal.

Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja menjelaskan, pembangunan Bendungan Cipanas dimulai sejak November 2016 dan rampung  pada Desember 2023. Bendungan ini memiliki kapasitas tampung sebesar 251 juta meter kubik atau sekitar 10 kali lebih besar dari Bendungan Kuningan.

"Saat ini keterisian bendungan telah mencapai 10 persen dan terus bertambah volume tampungannya dalam musim hujan. Statusnya siap diresmikan," kata Endra.

Endra mengatakan, suplai irigasi dari Bendungan Cipanas akan menjangkau 9.273 hektare untuk area pertanian di Kabupaten Sumedang dan Indramayu, khususnya di Daerah Irigasi (DI) Cipanas, Cikawung, dan Cibunut. Bendungan ini juga mampu memenuhi kebutuhan air baku sebesar 850 liter per detik di kawasan segitiga Cirebon-Patimban-Kertajati (Rebana) yang berada di Kabupaten Indramayu dan Sumedang.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk - Cisanggarung Dwi Agus Kuncoro sebelumnya menjelaskan, dukungan air irigasi dari Bendungan Cipanas diharapkan dapat meningkatkan intensitas tanam para petani di Kabupaten Sumedang dan Indramayu menjadi 2 atau 3 kali panen dalam setahun. Para Petani di kedua wilayah itu sebelumnya menggunakan metode tadah hujan yang hanya menghasilkan satu kali panen dalam setahun. 

Adapun untuk pemenuhan air baku, telah didesain untuk kawasan industri di Kabupaten Sumedang sebesar 650 liter per detik dan kebutuhan air minum masyarakat di Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu sebesar 200 liter per detik.

Selain itu, Dwi Agus menambahkan bahwa bendungan ini juga memiliki fungsi sebagai pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) sebesar 3 MW serta untuk pengendalian banjir dimana bisa mereduksi 84 persen debit banjir atau sekitar 243 meter kubik per detik atau sepadan dengan mereduksi 700 hektar areal yang tergenang banjir.

Bendungan Cipanas merupakan bendungan tipe urugan inti tegak yang dibangun setinggi 71 meter dengan panjang 361 meter dan luas genangan 1.316 hektare. Pembangunan Bendungan Cipanas dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT Wijaya Karya - PT Jaya Konstruksi (KSO) untuk pembangunan tubuh bendungan dan PT Brantas Abipraya Persero dalam membangun infrastruktur pendukung dengan biaya pembangunan secara keseluruhan sebesar Rp2,06 triliun.