Calon Wakil Presiden (cawapres) nomor 2, Muhaimin Iskandar mengatakan food estate terbukti merugikan. Dia akan menghentikan program food estate jika terpilih menjadi wakil presiden.
"Petani adalah penolong negeri tetapi kita menyaksikan negara dan pemerintah abai terhdadap petani dan nelayan kita," ujarnya pria yang akrab disapa Cak Imin tersebut saat menyampaikan visi dan misinya dalam debat cawapres di Jakarta, Minggu (21/1).
Menurut Cak Imin, hasil sensus BPS 10 tahun terakhir telah menyebutkan jumlah petani rumah tangga gurem hampir 3 juta. Ini artinya, ada sekitar 16 juta rumah tangga petani yang hanya memiliki setengah hektat lahan.
Di sisi lain, Cak Imin sangat prihatin dengan pengadaan pangan nasional yang dilakukan food estate.
"Food estate terbukti mengabaikan petani, kita meninggalkan masyarakat adat dan menyebabkan konflik agraria dan bahkan merusak lingkungan kita. Ini harus dihentikan," ujarnya.
Cak Imin mengatakan, krisis iklim terjadi dan kita menyaksikan bencana ekologi terjadi di mana negara harus serius mengatasinya.
"Kita melihat krisis iklim tidak diatasi dengan serius, bahkan anggaran krisis iklim jauh di bawah sektor lainnya," ujarnya.
Hasil investigasi Pantau Gambut, Walhi Kalimantan Tengah, dan BBC Indonesia menemukan ada masalah di 3.964 hektare (ha), yakni lahan kehilangan tutupan pohon tanpa hasil pangan singkong, pada tahun lalu.
Selama Januari-Oktober 2022, tim tersebut menemukan ada 10 desa yang diindikasikan kehilangan tutupan pohon di Kabupaten Pulang Pisau, Kapuas, dan Gunung Mas.
Desa Humbang Raya mencatatkan kehilangan terbesar hingga 459 ha, Pilang Munduk seluas 213 ha, dan Tumbang Jalemu 192 ha.