Ada Pemilu di 60 Negara, Pemerintah Optimistis Target Wisman Tercapai

ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/Spt.
Wisatawan mancanegara (wisman) berwisata mengunjungi kawasan Pantai Batu Bolong di Badung, Bali, Senin (8/1/2024). Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menargetkan 9,5 juta -14,3 juta kunjungan wisman ke Indonesia sepanjang tahun 2024.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Sorta Tobing
6/2/2024, 11.28 WIB

Industri wisata global menghadapi tantangan pemilihan umum atau pemilu di banyak negara. Namun, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno tetap optimistis kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman tahun ini akan mencapai target 14,3 juta orang.

Tercatat ada  60 negara atau 50% populasi dunia akan menghadapi Pemilu. Kondisi tersebut diperburuk dengan perlambatan ekonomi global dan daya beli masyarakat global yang berkurang.

"Target 14,3 juta kunjungan wisman ini bisa kami tingkatkan dan kami punya mimpi kunjungan wisman 2024 bisa mencapai 17 juta orang," kata Sandiaga di kantornya, Senin (5/2).

Badan Pusat Statistik mendata total kunjungan wisman sepanjang 2023 mencapai 11,67 juta orang. Angka itu naik hampir dua kali lipat dari capaian 2022 sejumlah 5,88 juta orang.

Ada enam pintu masuk utama ke dalam negeri, yaitu Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Bandara Internasional Batam, Bandara Internasional Tanjung Uban, Bandara Internasional Juanda, dan Bandara Internasional Kuala Namu.

Bandara Ngurah Rai tercatat sebagai pintu masuk dengan wisman terbanyak atau hingga 5,28 juta orang.

Sandiaga berencana meningkatkan jumlah acara di dalam negeri. Pada saat yang bersamaan, pemerintah akan meningkatkan program bebas visa ke negara tambahan. Sebagai informasi, jumlah negara bebas visa kunjungan ke Indonesia telah mencapai 20 negara.

Sebelumnya, ia memperkirakan performa industri penerbangan nasional akan meningkat dan mendorong industri pariwisata tahun ini. Hal tersebut didorong oleh dua aksi penggabungan atau merger  antara otoritas bandara dan maskapai.

Merger tersebut dilakukan antara PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II. Untuk maskapai, pemerintah berencana menggabungkan PT Pelita Air Service dan PT Citilink Indonesia.

Sandiaga menilai dua aksi korporasi tersebut akan meningkatkan frekuensi penerbangan. Sebab, merger AP I dan AP II akan menekan biaya pelayanan operasional di bandara.

"Penggabungan anak usaha PT Pertamina dan PT Garuda Indonesia Tbk ini kami harapkan akan berbuah penambahan jumlah pesawat yang signifikan," kata Sandiaga pada bulan lalu.

Reporter: Andi M. Arief