RI Ingin Dongrak Produksi Beras Belajar dari Cina, Apa akan Berhasil?

Fauza Syahputra|Katadata
Sejumlah beras yang dijual di salah satu kios di Pasar Kramat Jati, Jakarta, Jumat (19/4/2024).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
24/4/2024, 18.19 WIB

Perum Bulog menilai, peningkatan produktivitas padi di dalam negeri tidak hanya bergantung pada teknologi produksi. Walau demikian, teknologi menjadi komponen penting dalam meningkatkan produktivitas padi nasional.

Pemerintah Indonesia dan Cina akan melakukan kerja sama teknologi produksi padi akan menerapkan teknologi tersebut di Kalimantan Tengah pada lahan seluas 100.000 hektare. Total luas sawah mencapai 60.000 hektare di Food Estate Kalimantan Tengah pada 2023.

"Teknologi menjadi salah satu komponen penting dari ekosistem peningkatan produktivitas dan kualitas padi nasional, tetapi juga perlu komponen-komponen lainnya," ujar Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi kepada Katadata.co.id, Rabu (24/4).

Bayu mengatakan, teknologi tidak menjadi jawaban dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas beras di dalam negeri. Menurutnya, petani padi di dalam negeri memerlukan ekosistem penunjang yang utuh.

Oleh karena itu, ia belum dapat memastikan dampak kerja sama teknologi produksi padi dari pemerintah Cina dengan pemerintah Indonesia. "Saya belum tahu lebih rinci mengenai kerja sama tersebut. Jadi, perlu  pembahasan teknis lebih lanjut untuk bisa secara objektif menilai potensi kerja sama tersebut," katanya.

Walau demikian, Bayu mengakui Cina memiliki reputasi yang baik secara global dalam pengembangan teknologi pertanian pangan, khususnya terkait beras. Ia menilai teknologi yang dimaksud membuat industri beras Cina unggul di bidang perbenihan, usaha tani, dan pengelolaan air.

Kementerian Pertanian Amerika Serikat mendata produksi gabah Cina mencapai 206,6 juta ton atau setara dengan 144,62 juta ton beras. Adapun, produktivitas gabah di Negeri Panda mencapai 7,1 ton per hektare lantaran total luas sawah di sana mencapai 28,94 juta hektare.

Badan Pusat Statistik mendata total luas panen padi nasional tahun lalu susut 2,45% secara tahunan menjadi 10,2 juta hektare dengan total panen gabah kering giling sejumlah 53,63 juta ton. Dengan kata lain, produktivitas padi di dalam negeri hanya 5,25 ton per hektare.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan sebelumnya mengatakan kesuksesan Cinda dalam swasembada beras menajdi pertimabgna utama kerja sama teknologi produksi beras.

Ia berencana menjadikan Perum Bulog sebagai instansi yang menyerap seluruh hasil panen di wilayah tersebut. Implementasikan rencana tersebut akan dilakukan enam bulan ke depan atau sekitar kuartal terakhir tahun ini.

Luhut menargetkan proyek tersebut dapat membuat produksi beras dari Kalimantan Tengah mencapai 2 juta ton per masa tanam. Ia meyakini Indonesia dapat menjadi lumbung pangan dunia jika target tersebut terpenuhi.

"Masalah kita selalu soal beras, karena selalu impor sampai sekitar 2 juta ton per tahun lah. Menurut saya, program ini harus jalan," katanya.

Reporter: Andi M. Arief